Senda gurau antara supir truk dan pelacur di warung-warung pinggir Pantura telah menjadi warna khas Indramayu. Warna inilah yang semerbak ke berbagai daerah. Kota Mangga dikenal sebagai tempat
telembuk, 'pelacur'. Suara jerit dan desah dari bilik-bilik warung pinggir Pantura semakin mengharumkan warna itu. Akibatnya, banyak orang yang langsung mengerutkan dahi dan menajamkan pandangan ketika mengetahui bahwa seorang perantau merupakan orang Indramayu. Pikirnya, "Oh, tempat
telembuk."
KEMBALI KE ARTIKEL