Relasi Tuhan dengan manusia adalah gradasi, yang dimaksud adalah Tuhan bagaikan cahaya utama yang murni dan selalu ada cahaya selanjutnya atau level dari cahaya yang dipancarkan kepada makhluk-makhluknya. Saya mempercayai bahwa muara dari semua eksistensi adalah Tuhan, dan segala sesuatu harus direlasikan dengan-Nya agar lebih optimal, manusia memiliki keterbatasan dalam banyak hal. Manusia juga tidak sempurna, dan hal yang paling mendasar dari manusia adalah menyempurna dengan berbagai bentuknya, contohnya banyak fenomena yang terjadi pada hari ini terutama di kalangan anak muda dalam hal eksistensinya. Mereka menggantungkan eksistensinya terhadap yang terbatas atau tidak abadi, misalnya kekerenan mereka atau eksistensi mereka berdasarkan ketampanan mereka, dan mungkin pada usia diatas 60 tahun mulai memudar dan menua wajahnya. Dengan meluntur atau menghilang ketampanannya itu maka eksistensinya akan ikut hilang dengannya, sekalipun misalnya bertahan selama berpuluh-puluh tahun pada akhirnya itu akan habis karena terbatas. Sehingga banyak yang namanya dalam ilmu filsafat merasakan krisis eksistensi, dikarenakan mereka menggantungkan eksistensinya terhadap sesuatu yang terbatas.
KEMBALI KE ARTIKEL