Pekerjaan sebagai freelancer atau pekerja mandiri sedang menjadi pilihan banyak orang di era digital ini. Tidak terikat pada jam kerja, tidak terikat pada tempat kerja, memiliki kebebasan dalam mengatur waktu dan menjalankan bisnis, tentu menjadi daya tarik tersendiri. Namun, di balik kebebasan itu, ternyata ada keterbatasan dan tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pekerja freelancer.
Salah satu keterbatasan yang paling dirasakan oleh pekerja freelance adalah kekurangan jaminan sosial. Jaminan kesehatan, asuransi, dan pensiun tidak tersedia atau setidaknya tidak sama dengan karyawan tetap. Ini menjadi suatu kekhawatiran bagi seorang pekerja mandiri, karena tidak ada jaminan jika suatu saat mereka mengalami sakit atau kecelakaan yang mengganggu produktivitas kerja.
Selain itu, sebagai freelancer, mereka harus terus menerus mencari klien dan proyek baru. Tidak ada jaminan untuk pekerjaan di masa depan, sehingga harus selalu melakukan pemasaran diri secara konsisten dan mengembangkan jaringan kontak yang baik. Hal ini memakan waktu dan tenaga, serta membutuhkan keterampilan yang kuat dalam menjual diri.
Selain itu, pekerjaan sebagai freelancer dapat memiliki tekanan yang lebih besar daripada karyawan tetap. Mereka bertanggung jawab atas keseluruhan bisnis mereka, dari mencari klien hingga menyelesaikan proyek dengan baik. Hal ini dapat menimbulkan stres, terutama jika mereka sedang mengalami kesulitan finansial atau proyek yang terbengkalai.
Namun, meski memiliki keterbatasan dan tantangan, banyak pekerja freelance yang merasa puas dengan pekerjaan mereka dan merasa memiliki kebebasan yang mereka idamkan. Mereka dapat menyesuaikan pekerjaan dengan keseimbangan kehidupan yang mereka inginkan, berkerja dengan klien yang mereka pilih, dan menentukan gaji yang mereka inginkan.