Bila peluru sebijak sabda alam
Kemanusiaan kan menyelimuti semesta...
Tapi siapa yang mau peduli?
Kekuasaan terlanjur ada di genggaman
Dan peluru pun menjelma malaikat maut
Merenggut tanpa kompromi
Membawa pergi tanpa permisi
manakala mata tombak semulia pesan suci kitab suci
Cinta kan abadi di sanubari...
Tapi siapa yang sudi hirau?
Iming-iming syurga dan bidadari terlanjur membuat mabuk
Lalu mata tombak pun berubah beringas
Airmata tiada arti
Darah dan nyawa seharga semur jengkol
Hidup tak pernah sepi dari duka, kekasih
Lalu kita berdalih bahwa ini takdir
Kemanusiaan merosot hingga di bawah garis kebinatangan
Lalu kita beralibi, manusia adalah serigala bagi sesamanya
Untuk semua yang kita klaim sebagai kebenaran
Selalu saja ada dalih untuk berdalil
bahkan dalil pun sekadar dalih
Lalu kita pura-pura abai
Kepada keadilan yang timpang
kita enteng menutup mata menulikan telinga
Terhadap kedamaian yang terancam punah musnah
Kita, yah kita
kita yang tanpa sungkan berlagak seperti tuhan
Merasa punya wewenang menghakimi lian
Dengan alasan yang konyol;
Bahwa kau bukan aku
Bahwa kalian bukan kami
Bahwa mereka bukan kita
~AtaLabala~