Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Kekejaman Tirani Membuat Negara Hancur

19 Juni 2024   13:08 Diperbarui: 19 Juni 2024   13:16 31 0
Sebelum kita memasuki inti pembahasan mengenai mengapa kekejaman tirani membuat negara hancur, mari kita bahas terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan tirani. Secara historis, tirani tidak bisa lepas dari peradaban Yunani, di mana tirani disebut sebagai aristokrat, penguasa tunggal di polis.

Secara etimologis, tirani adalah penguasa diktator. Begitupun tirani "adalah penguasa absolut", di mana setiap kebijakan yang dibuat oleh aristokrat (tirani) tidak bisa diganggu gugat. Dari hal inilah negara mengalami degradasi, baik secara sumber daya manusianya (SDM) maupun sumber daya alamnya (SDA).

Karena tidak ada keterlibatan aspirasi masyarakat yang dijadikan asas atau dalil untuk membuat kebijakan tersebut. Meskipun kadangkala mereka mengatakan bahwa ini untuk rakyat, demi menjaga kestabilan negara kita harus menggunakan aspirasi rakyat. Kenapa bisa begini? Karena aspirasi dari masyarakat ini hanya menjadi problematika bagi kaum aristokrat itu sendiri.

Dan itu menjadi salah satu aspek kenapa negara akan mengalami degradasi dan kehancuran, karena penguasa hanya menjadi kantong untuk mengantongi uang rakyat, bukan menjadi realisasi suara rakyat. Itu biasanya dilakukan oleh rezim tirani.

Idealnya, penguasa itu bukan menjadi Thanos (pemangsa yang buas), tetapi penguasa itu menjadi jembatan untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat. Disaat tidak paham terhadap nilai-nilai nasionalis, sosialis, bahkan agamis, kalau kata Ir. Soekarno, "NASAKOM" (Nasionalis-Sosialis-Agamis).

Kenapa? Karena masyarakat membutuhkan edukasi, stimulasi, dan dedikasi untuk memahami secara filosofis dan sistematis nilai-nilai nasionalis, sosialis, serta agamis tersendiri demi menjaga sumber daya manusianya atau menjaga resistensi dari sumber daya alamnya, di mana figur tersebut adalah pemerintah yang telah diberikan kredibilitas oleh masyarakat.

Namun, malah sebaliknya, kekuasaan tirani malah mengancam kestabilan negara. Diskriminasi dan intimidasi terjadi di mana-mana. Suara rakyat tidak didengarkan, membuat kebijakan dengan asas yang tidak berprikemanusiaan (dehumanisasi), bahkan Tuhan menjadi alat untuk mendapatkan kekuasaan. Lebih krusialnya lagi, ketika pemerintah tidak tahu yang harus mereka lakukan untuk menjaga kestabilan dan kesejahteraan sosial.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun