Kebangkitan pers dan media Islam telah tercatat dalam sejarah Nusantara, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Pers Islam memiliki andil yang sangat besar dalam melakukan berbagai perlawanan terhadap berbagai bentuk kolonialisme dan penjajahan yang dilakukan oleh Belanda dan sekutunya.
Sejarah perjalanan pers dan media Islam dalam analisa kami, telah melalui beberapa fase. Fase pertama adalah fase Nusantara sebelum kemerdekaan Indonesia dari tahun 1900-an sampai 1945. Fase kedua adalah fase kemerdekaan di Orde Lama dan Orde Baru sekitar tahun 1945-1998. Dan fase ketiga adalah fase reformasi yang di mulai tahun 1998-sekarang.
Perjuangan ummat Islam di Indonesia melalui media massa tampaknya telah berurat dan berakar, jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Jika kita bercermin melalui sejarah, maka akan terlihat media massa Islam menjadi roda-roda penggerak dalam perjuangan Islam, menjadi minyak sebagai pembakar perjuangan umat Islam bahkan menyelami nasib umat yang terpuruk di negeri ini.
Pada fase awal sekitar tahun 1906 berdiri Al-Imam sebagai majalah Islam pertama di Asia Tenggara. Ia diterbitkan di Singapura pada Jumadil Akhir 1324 H / Juli 1906 M dan berakhir pada permulaan 1909. Majalah yang menggunakan aksara Arab-Melayu atau Jawi dan diterbitkan Melayu ini dirilis di Mathba'ah (Drukkery) Melayu Tanjung Pagar, Singapura.
Michael Laffan, dalam bukunya Kebangsaan Islam dan Indonesia Kolonial, Umma Below the Winds (2002), mencatat kehadiran tokoh kunci di balik lahirnya majalah ini.Â