Manusia tak bisa lepas dari bahasa. Melalui bahasa ia memperoleh pengajaran yang membuat hidupnya mendapat tuntunan. Panduan dan tuntunan ini biasanya didapat dari kalimat-kalimat yang berisi petuah, nasehat dan mutiara-mutiara pikiran.
Dalam kesempatan ini, saya mencoba mengajak pembaca mencermati buah pikiran dari Novelis abad 20 yang cukup berpengaruh. Ia adalah Milan Kundera, yang baru beberapa hari lalu tutup usia pada Selasa, (11/07/2023). Ia wafat pada usia 94 tahun dikarenakan sakit yang berkepanjangan.
Sebagai penulis piawai, Milan Kundera mencoba menguraikan berbagai persoalan yang dialami manusia melalui kisah-kisah yang dipaparkan dalam novel-novelnya. Seperti tentang nilai kedirian seorang individu dalam hubungan interpersonalnya di kehidupan sehari-hari.
Kundera misalnya mengatakan, “Nilai seorang manusia terletak pada kemampuannya untuk melampaui dirinya sendiri, keluar dari dirinya sendiri, eksis untuk orang lain.”
Apa yang ingin disampaikan Novelis Ceko melalui kalimatnya ini?
Novelis, yang pada tahun 1981 secara resmi mendapat kewarganegaraan Perancis, ingin menjelaskan pentingnya mengarahkan perhatian kita ke luar diri sendiri dan melayani orang lain. Ia menggambarkan bahwa nilai sejati seseorang tidak hanya terletak pada pencapaian pribadi atau kepentingan diri sendiri, tetapi pada kemampuan seseorang untuk berkontribusi pada kehidupan orang lain.
Kundera menyarankan bahwa seyogyanya individu harus mampu melampaui ego, melepaskan diri dari keterikatan diri sendiri, dan berorientasi pada kepentingan dan kebahagiaan orang lain. Dalam hal ini, eksistensi kita yang sejati terletak dalam memberikan, melayani, dan memperkaya kehidupan orang lain. Kemampuan untuk memahami dan menghargai orang lain, serta mengambil tindakan nyata untuk membantu mereka, mencerminkan nilai yang paling berharga dalam diri manusia.
Milan Kundera menggarisbawahi pentingnya hubungan manusia, saling ketergantungan, dan rasa empati dalam menciptakan arti dan nilai dalam kehidupan kita. Ia mendorong kita untuk melihat ke luar diri sendiri dan mewujudkan keberadaan kita dengan menghargai orang lain. Dengan melampaui ego dan menjadi pribadi yang terbuka dan peduli terhadap kebutuhan dan kebahagiaan orang lain, kita dapat menemukan nilai sejati dalam kehidupan kita.
Milan Kundera yang lahir pada 1 April 1929 di Brno, Cekoslowakia, berasal dari keluarga terpelajar. Ia merupakan bagian dari generasi pengarang, pembuat film, dan intelektual Ceko yang tumbuh dewasa pada masa-masa pascaperang dunia yang penuh gejolak.
Mungkin pengalaman hidupnya yang penuh warna dan berinteraksi langsung dengan kondisi gejolak pascaperang dunia inilah yang membuatnya menjadi peka dengan berbagai persoalan kehidupan.
Berkaitan dengan hal ini, Kundera pernah mengungkapkan tentang sumber kecemasan yang ada dalam jiwa manusia. Ia mengatakan, "Sumber kecemasan terletak di masa depan. Jika Anda bisa menjauhkan masa depan dari pikiran, Anda bisa melupakan kekhawatiran Anda."
Kalimatnya ini bermaksud mengungkapkan bahwa kecemasan dan kekhawatiran kita sering kali berasal dari kecenderungan kita untuk terlalu fokus pada masa depan. Kita sering kali merasa cemas tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan, keputusan yang harus kita buat, atau hasil yang akan datang. Kehawatiran ini dapat mengganggu kehidupan kita dan menyebabkan stres dan ketidakstabilan emosional.
Kundera menganjurkan sekiranya kita dapat menjauhkan pikiran kita dari masa depan, atau dengan kata lain, tidak terlalu terobsesi dengan rencana dan prediksi masa depan, maka kita dapat mengurangi kecemasan kita.
Ia menyarankan bahwa dengan lebih fokus pada momen sekarang dan menjalani hidup dengan lebih sadar, kita dapat menemukan kedamaian dan kebebasan dari kekhawatiran masa depan.
Novelis ini hendak mengajak kita untuk hidup dalam saat ini dan menerima apa yang ada, sehingga kita dapat mengalami kehidupan dengan lebih intens dan mengurangi beban kecemasan yang tidak perlu.
Pesannya dalam kalimat tersebut sangat jelas. Yakni tentang pentingnya menghadapi dan menghargai momen sekarang, daripada terlalu terfokus pada masa depan yang belum pasti. Sehingga kita bisa dapat menemukan kedamaian dan kebebasan dari kecemasan, dan kita bisa menikmati hidup ini dengan sepenuh hati.
Milan Kundera banyak menghasilkan karya-karya bermutu, dan novelnya yang paling terkenal “The Unbearable Lightness of Being”. Selain itu novel “The Book of Laughter and Forgetting” dan “Immortality”, ketiga novelnya ini paling diakui oleh publik internasional akan mutu dan nilai sastrawinya. Ketiganya diterbitkan di Paris, Perancis.
Waktu bisa saja memintanya kembali ke pangkuan Yang Maha Kuasa. Namun, kalimat-kalimatnya hidup abadi dan dikutip orang setelah berabad-abad diucapkan.
Pada kalimat-kalimatnya yang hidup abadi ini, kita belajar dan mendapat pencerahan. Dan hidup kita yang mungkin datar-datar saja menjadi lebih bergairah.
Selamat jalan Milan Kundera, terima kasih atas warisan intelektual yang engkau berikan untuk umat manusia di seluruh dunia.
Semoga malaikat Tuhan mengantarmu ke pintu surga - in paradisum deducant te angeli.