Banyak orang mengidolakan seseorang dalam hidupnya, mulai dari politikus, tokoh nasional atau internasional, pahlawan, artis, sampai senior di sekolah atau perguruan tinggi, serta anggota keluarga. Keinginan memiliki idola tidak memamndang usia. Bukan hanya remaja yang bisa memiliki idola, tetapi juga orang dewasa.
Binus.ac.id_ Memiliki idola berasal dari kekaguman yang dimiliki. Kekaguman ini akan berkembang pada perasaan simpati dan jatuh hati.Pada kenyataannya banyak perlombaan atau kompetisi untuk menentukan idol . Dari fakta actual dilapangan menunjukkan membentuk idol adalah sebuah kesengajaan. Ketika seseorang menjadi seorang idol maka, dia akan menjadi pusat perhatian dan meniru apapun yang si idola lakukan. Terdapat beberapa alasan yang mendasari seseorang memerlukan idola. Salah satunya adalah adanya kebutuhan meningkatkan self esteem, yaitu diri sendiri, dan pengakuan orang lain( Feist, Feist, dan Robert,2013). Ketika seseorang memiliki idola, maka apapun yang di miliki si idola baik etika, atribut, kesukaan dll. Akan di asumsikan positif bagi dia dan secara berangsur-angsur akan menirunya dan akan memunculkan rasa bangga karena seakan-akan dia memerankan idolanya. Adapun dari segi sosialisnya ia akan mencari pengakuan pada orang banyak jikalau dia sama seperti tokoh idolanya. Selain kecenderungan punya idola,menurut Fromm terdapat sebuah kebutuhan untuk membentuk sebuah jati diri atau memiliki identitas sehingga memeotivasi dirinya untuk selalu mengembangkan dirinya untuk bertambah baik. Adapun dari segi agama memang seseorang dianjurkan memiki idola, namun yang dapat menuntunnya bisa menjadi pribadi yang lebih berkualitas lagi, sesuai syi'ir arabnya di dalam kitab rowai'ul bayan, karangan syaikh aly as-shobuny:
KEMBALI KE ARTIKEL
