Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby

Pada Abad Ke-IX, Wanita Dilarang Memiliki Pengetahuan dan Dianggap Dosa dalam Novel "Pope Joan"

29 Mei 2022   08:09 Diperbarui: 29 Mei 2022   08:13 299 2
Resensi Buku
Judul : Pope Joan
Penulis : Donna woolfolk Cross
Penerjemah : FX Dono Sunardi
Penyunting : Vitri Mayastuti
Penerbit : Ballantine Books
Tahun terbit : 1997
Jumlah halaman : 736



Mungkin sebagian orang tidak mengetahui novel kontroversial yang ada dalam cerita, kisah seorang perempuan yang kehidupannya dibatasi untuk tidak memiliki pengetahuan.
Novel ini ditulis oleh Donna Woolfolk Cross
Yang merupakan sarjana Bahasa Inggris
Di University of Pennsylvania tahun 1969,
Dan juga predikat master dibidang sastra dan penulisan pada tahun 1972.
Donna woolfolk cross melakukan penilitian selama 7 tahun untuk novel pertamanya tersebut, dan kini novel poppe joan sudah diterjemahkan kedalam 24 bahasa.
Novel pope joan sangat menarik, teknik penulisannya, sehingga membuat kita sebagai pembaca ikut terbawa alur dari cerita novel ini Mulai dari pengenalan tokoh hingga peristiwa - peristiwa menyimpang lainnya.
Novel pope joan diterjemahkan oleh FX Dono Sunardi dengan dua kali cetak, cetakan pertama pada bulan januari 2007, cetakan kedua yaitu pada bulan maret 2007.
Novel ini sangat menarik untuk dibaca,
Pope joan mengisahkan seorang anak perempuan bernama joan atau yohana berjuang untuk mendapatkan hak-hak yang sama untuk seorang perempuan dalam hal pendidikan.


Sinopsis
Dimulai dari pertama, novel ini memperkenalkan tokoh utamannya yaitu joan. Dikenalkan sebagai seorang anak perempuan
Yang lahir di desa thuringia.  Dari ibunya yang bernama gudrun dari bangsa saxon dengan rambut panjang keemasan. Ayahnya adalah seorang kanon desa ( semacam pendeta atau imam ) dengan sifat pemarah dan pemikiran kuno.saat joan lahir sang kanon ( ayahnya ) menganggap bahwa kelahiran seorang putri adalah hukuman dari tuhan.sang kanon pun menyatakan bahwa usahaa istrinya sia-sia. Menurutnya anak perempuan hanya membuatnya sial, "karena dosa turun dari kaum perempuan". Inilah yang membuat kanon kecewa, sehingga Dari kecil joan mendapatkan perlakuan kurang adil ia dari sang kanon (ayahnya ) karena kakak pertama mathew dan kakak kedua jhon yang diperbolehkan mendapatkan pendidikan tapi sebaliknya ia tidak, hanya karena joan perempuan. Tetapi joan memiliki kelebihan dengan kecerdasan alami, joan berbeda dengan anak perempuan kebanyakan. Ia memiliki keinginan kuat untuk belajar , tidak mudah menerima keadaan, serta memiliki daya pikir yang jauh  melebihi dari anak seusianya. Tapi sayang kemampuan itu tidak difasilitasi oleh ayahnya. Pada masa itu
, perempuan memiliki kedudukan yang sangat rendah dibanding laki - laki. Mereka tidak diperbolehkan membaca dan menulis, hal itu hanya diperbolehkan untuk kaum laki- laki saja.
Apabila ada sekolah itupun hanya diperuntukan untuk kaum laki-laki.
Sedangkan joan sangat berbeda dengan anak perempuan kebanyakan di desa itu disaat anak perempuan didesanya menghabiskan waktu untuk menenun dan memasak didapur, tetapi ia malah haus akan ilmu pengetahuan.
Saat itu joan sudah berusia 5 tahun, rasa ingin tahu joan sangat besar, ia mulai ingin belajar membaca, tetapi sang kanon  tidak memperbolehkannya melakukan itu, dengan berkata, " kamu perempuan, jadi itu bukan urusanmu ".Ini hanya akan mejadi lebih buruk dari sebelumnya. joan tidak membiarkan Kanon ( ayah ) mengatur hidupnya, Joan harus bisa membaca. Beruntung bagi joan memiliki kakak laki - laki yang baik seperti mathew, dengan bantuan Mathew ( kakak pertama ) ia dapat memperoleh pelajaran membaca dengan sembunyi - sembunyi, atau disaat sang ayah tidur,sebab apabila ayahnya mengetahui apa yang mereka lakukan, maka joan akan menerima pukulan demi pukulan akibat kemarahan sang kanon.
Sayangnya, mathew akhirnya meninggal dunia karena sakit, joan merasa kehilangan mathew.
Tidak ada lagi yang akan mengajarinya membaca dan menulis. Parahnya lagi ayahnya yang kemudian tahu kalau joan sering belajar bersama mathew menjadi sangat marah dan menyalahkan joan atas kematian mathew.
Ketika joan sudah mulai putus asa,
Datanglah seorang utusan uskup yang bernama, Aesculapius seorang sarjana yunani didesa, bertamu dirumahnya pada kesempatan joan berhasil menunjukan kemampuannya dihadapan Aesculapius dan ayahnya, dan membuat ayah nya tidak terima atas kepintaran anak perempuannya tersebut, membuatnya marah dan mengungkit kematian mathew atas dosa yang joan perbuat.
Aesculapius sebaliknya, malah kagum dan antusias, ia kemudian memberikan pengajaran pendidikan untuk joan dengan tangannya sendiri satu minggu sekali.

" malam ini ketika mendengarkan kata- kata Aesculapius, ia menemukan kecintaannya pada pengetahuan bukan hal yang buruk atau berdosa, tetapi merupakan akibat langsung yang dikaruniakan tuhan kepada manusia untuk menggunakan akalnya. Aku berfikir maka tuhan ada ( halaman 62 )"

Sang ayah merasa tidak senang dengan hasil keputusan Aesculapius,karena hanya ingin mengajar joan saja sedangkan john diabaikan,karena ini bukan hasil akhir yang di impi-impikannya, menurut aesculapius jhon tidak berbakat dibidang akademisi.
Tetapi menurut sang kanon tidak wajar "seorang perempuan menjadi akademisi".
Dengan aesculapius joan mengembangkan pikirannya yang tajam, ditempa dengan karya - karya Cicero dan karya klasik lainnya yang diberikan oleh aesculapius agar dipejari joan.
Joan memiliki tekad yang luar biasa dalam belajar, ditengah-tengah kegelapan malam, ia melahap lembar demi lembar buku pemberian Aesculapius yang berharga hanya berbekal sebatang lilin.
Sampai ketika sang kanon melihat joan membaca salinan Hormer dalam bahasa yunani
, yang ia anggap sebagai "buku kafir tidak bermoral" yang pada akhirnya mengantarkan pada kegilaan ayahnya.
Punggung Joan dicambuk dengan sebilah rotan tanpa ampun oleh kanon, sampai joan tidak sadarkan diri berhari-hari, dan dirawat oleh ibunya sampai ia sadarkan diri.
Kesabarannya kini membuahkan hasil. Ia dan john dijemput oleh utusan uskup untuk belajar di schola. Penderitaan joan belum berakhir
Di scola ia bertemu dengan odo yaitu pimpinan schola yang sangat tidak setuju kalau perempuan harus ada schola tersebut, begitupun anak-anak laki-laki dischola tersebut, mengejek dan menyiksa joan.
Sampai rambut joan harus dipotong pendek karena terkena getah arab,yang dilakukan oleh teman-teman di schola.
Kehidupan joan selalu mendapat pertentangan dari orang-orang sekitar sampai ia menduduki
sampai membawanya kepada posisi tertinggi kepausan, A woman.
Seorang paus perempuan, yang legendanya cukup kontroversial.

Berdasarkan cerita novel diatas kita sapat mengkaji Novel Pope Joan Karya Donna Woolfolk Cross menggunakan karya prndekatan Feminisme. Kritik sastra feminisme. Merupakan kesadaean pembaca sebagai wanita, yakni kesadaran pembaca bahwa ada perbedaan penting dalam jenis kelamin pAda makna dan perebutan makna karya sastra ( Culler dalam sugihastuti, 2010:7). Feminisme merupakan kesadaran terhadap ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat, Feminisme sebagai jembatan untuk menuntut persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki. Tujuan feminisme adalah meningkatkan derajat dan menyetarakan kedudukan perempuan dengan laki-laki dan patriarki karena karya sastra, pendekatan tersebut digunakan untuk membantu membongkar bentuk bentuj ketidak adilan jender yang dialami oleh tokoh utama perempuan

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari Novel Pope Joan, Setiap perjalanan hidup joan dapat dijadikan cerita, semuanya cukup menarik, apalagi dibagian perjuangannya untuk mendapatkan kesetaraan hak yang sama tanpa harus dibedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Tidak heran bukun ini menjadi Internasional best seller. Saya sarankan untuk membeli novel ini untuk referensi Novel kerohanian dan Kemanusiaan ini sangat direkomendasi, mengangkat tema perempuan yang tidak mau ditindas. Terutama untuk kalian yang beragama kristen protestan, pasti kalian lebih memahami dan sudah mengetahui lebih awal kisah paus perempuan dalam Novel Pope joan ini.
demikian novel yang saya tulis ini semoga dapat menjadi acuan untuk resensi novel berikutnya. Kutipan terbaik didalam novel ini menurut saya adalah. "Hati orang bijak jarang merasa bahagia".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun