Semenjak kemerdekaan Indonesia, PKI berusaha untuk mencari seorang pemimpin yang bisa menyaingi Soekarno dan Hatta. Kegagalan pemberontakan PKI tahun 1926 mengakibatkan banyak petingginya yang lari ke luar negeri, dan hanya menyisakan Amir Syarifuddin saja sebagai pemimpin yang bertaraf nasional. Kejatuhan Kabinet Sjahrir pada tahun 1947 membuat Amir ditunjuk oleh Soekarno untuk membentuk kabinet baru. Namun karena terjadinya Agresi Militer Belanda I dan Perundingan Renville membuat Kabinet Amir harus dibubarkan dan digantikan oleh Kabinet Hatta pada tahun 1948, dimana mereka akan berfokus pada (1) Penyelenggaraan Perjanjian Renville, (2) Membentuk RIS, (3) Rekonstruksi dan Rasionalisasi angkatan perang (RERA).
KEMBALI KE ARTIKEL