19 Juni 2024 22:39Diperbarui: 20 Juni 2024 04:231624
Tatkala langit senja mulai memudar, Di bawah lereng pengunungan yang gagah Gadis bergaun biru berdiam di sana, Berkerudung kelabu, memancarkan keteduhan, Matanya tenang, seperti samudera dalam. Melangkah riang mengulurkan tangannya, Senja tak henti-henti melihat, Mengamini waktu tak perlu buru-buru berlalu, Ketika senyumnya menyapa langit senja, Dia bagai puisi harmoni yang terlihat hidup, Kehadiran yang telah menyejukkan senja, Yang mungkin lama tak tersirami embun pagi. Kerudung kelabunya, Menyimpan sejuta kedamaian, damai yang masih sulit terilustrasikan senja, Matanya telah mencerminkan ketenangan, Mengalirkan damai setiap menoleh ke arahnya. Saat angin berbisik lembut, Dan daun-daun menari dengan gembira, Wajahnya semakin menyatu dan hanyut bersama ketenangan, Menebar harmoni yang tak pernah sirna. Apa kau tau tentang sang dewi, anggun dan baik tuturnya terlukis, Apa kau tau tentang edelweiss, manis nan indah saat senja menyelimutinya.. Tapi apakah kau tau... Semua itu tergambar olehnya, Biru, kelabu, menyenangkan nan menenangkan. Mungkin dialah bintang di malam kelam, Yang akan menuntun jiwa yang tersesat, Menuju pelabuhan penuh kedamaian.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.