Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Revolusi Mental ala Pak Jokowi yang Tak Banyak Orang Menyadari

20 November 2020   09:39 Diperbarui: 20 November 2020   09:46 81 4
Begitu banyak hal yang terjadi baru-baru ini,dari mulai yang dramatis hingga bagitu dramatis. Seperti kita tau,10 November kemarin Indonesia kedatangan kembali seorang imam besar yang telah lama di negri sebrang nan jauh di sana. Dengan arak-arakan penjemputan yang begitu antusias dari kalangan para pengikutnya. Hingga berakhir pada malam maulid dan juga di resepsi. Begitu banyak orang yang berdatangan,kabarnya juga ada dari kalangan elit yang menghadiri resepsi tersebut.

Akan tetapi,semua itu tidak cukup menggelitik pemikiran saya. Karena memang gerakan nya yang itu-itu saja. Tidak pernah jauh dari pada masa,berbau kontroversi, provokasi bahkan tidak canggung lagi untuk aksi-aksi separatis dan katanya,semua itu tidak ada mobilisasi. Semata-mata atas panggilan hati saja, murni rasa cinta mereka kepada cucu nabi. Katanya!

Lanjut,di kejadian kemarin yang cukup menarik minat saya adalah tindakan yang di ambil pemerintah. Tindakan tegas dengan mencopot nya Polda metro jaya dan Kapolda Jawa barat. Jelas,loh. Kedua posisi tersebut tidak bisa di tempati hanya oleh prajurit yang biasa-biasa saja. Artinya, posisi tersebut memang harus diisi oleh prajurit yang benar-benar mempuni,baik dari sisi akademis maupun prestasi. Di sini kita bisa lihat, bahwasannya pemerintah mengambil satu tindakan aga seperti yang gegabah,tapi perlu kita ingat juga bukan tanpa alasan dan sebab yang jelas pemerintah mengambil tindakan tersebut. Pastinya,sudah terpikirkan dampak-dampaknya yang akan terjadi.

Dan ini pula yang selalu saya sukai dari pakdhe ni,dengan gaya politiknya yang benar-benar khas orang Jawa. Terkesan santai tidak grasak-grusuk. Sedari awal masa pemerintahannya,sudah terlalu banyak sebutan-sebutan yang di lontarkan musuhnya. Saya ambil satu sebagai contoh,ialah 'boneka' agar sedikit bernostalgia. Kaloupun boleh saya katakan,bahwa memang benar Jokowi itu presiden boneka,akan tetapi lebih tepatnya boneka Annabelle,kenapa demikian ?  Ia lebih bebas,walau terkadang ada beberapa langkahnya yang tercekal,tapi ia selalu sukses menyimpan tuntutannya. Dan lalu mengerjakannya. Untuk rakyatnya!  

Walau,masih saja ada sebagian rakyat yang tidak menerima bahkan sampai lantang mengatakan 'tidak merasa' ,yaa sudahlah,itu hanya bagian dari pro kontra. Sing penting,ini tak sampai melunturkan semangat pakdhe untuk terus memperjuangkan rakyatnya. Dari mulai pembangunan yang terus menerus merata dari kesetiap daerahnya. BLT yang terus mengalir dengan stimulus nya,bahkan di situasi ekonomi yang semakin tertekan. Hak-hak guru terkhusus honorer yang berangsur terpenuhi,yang bahkan di masa sekarang antara guru honorer dan PNS seperti ta ada bedanya. Harga kebutuhan pokok yang merata,lalu mau apalagi ? Pengangguran yang berangsur menurun setiap tahunnya. Bukankah ini yang namanya perbaikan.

 Hingga sampai di titik ini,ia masih tetap berjalan sendirian. Meski kursi-kursi di bawahnya di dominasi oleh orang-orang dari praksinya. Tak jarang banyak ketimpangan bahkan rancangan perundang-undangan yang menyudutkan nya. Meski demikian,ia tetap berjalan mengikuti alurnya,hingga di saat yang pas ia akan menerkamnya. Setelah masa jabatannya usai,hanya akan kembali menjadi tukang kayu lagi. Begitu lah kiranya,,,, semoga

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun