Kadang saya tidak mengerti mengapa masih bertahan untuk mengajar di Pondok ini. Saya seorang guru pondok pesantren di Jawa Timur. Setelah lulus dari pondok kemudian memilih untuk mengajar anak-anak di almamater saya sebari kuliah di universitas yang ada di kota tersebut. Sudah 3 tahun saya disini. Tapi saya merasa betah. Walaupun tidak ada niatan untuk selamanya tinggal disini. Hanya saja saya bertekad untuk bisa membantu orang-orang di sekitar saya semaksimal mungkin.
Saya sudah lupa alasan jelas kenapa bisa memilih tinggal di sini. Sementara kawan-kawan saya mulai rontok berguguran melanjutkan hidupnya masing-masing. Tinggal tersisa beberapa orang saja dari angkatan saya. Hingga suatu hari saya temukan sebuah buku diari seorang anak kelas akhir di pondok saya. Kubuka buku itu, kutemukan sebuah catatan yang langsung mengingatkan saya kenapa saya mau menjadi salah seorang guru di pondok yang tidak memberikan gaji ini. Berikut catatan santri itu, tanpa ada penambahan apapun, beberapa kata di-bold dengan keterangannya di bawah.