Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Kenangan bersama Bayi Bernama Muhammad

10 Oktober 2023   13:09 Diperbarui: 10 Oktober 2023   13:19 78 2
Kenangan Bersama Bayi Bernama Muhammad

Halimah bercerita,"Bani Sa'ad menghadapi tahun sulit, karena tidak ada hujan. 40 perempuan dari suku kami bersama suaminya pergi ke Mekah dan masing- masing telah mendapatkan satu bayi dari penduduk Mekah untuk disusui. Aku terlambat, sehingga tidak mendapati bayi yang akan disusui."

Abdul Mutholib berjalan dan tiba- tiba mendengar suara tanpa rupa,"Jangan berikan bayi Muhammad kepada siapapun, selain pada Halimah As-Sa'diyah."

Halimah berkata,"Aku berpapasan dengan Abdul Mutholib, kemudian aku bertanya tentang bayi yang dapat Kususui." Ia bertanya,"Siapa namamu? Apa suku mu?". Aku menjawab,"Namaku Halimah As-Sa'diyah." Abdul Mutholib tersenyum dan tertawa. Wajahnya sumringah,"Untung, untung, wahai Halimah As-Sa'diyah. Apa kamu berkenan menyusui bayi yatim, insya Allah kau akan beruntung," (Majmu'ah Maulid, hlm. 127-128).

Halimah berkata,"Aku mengambil bayi bernama Muhammad dan masuk dengannya melewati berhala. Hubal tersungkur kepalanya, berhala- berhala roboh berjatuhan dari tempatnya."

"Aku mendatangi hajar aswad untuk menciumnya. Hajar aswad keluar dari tempatnya sehingga mencium wajah Nabi Saw. Aku ceritakan kejadian tsb kepada suamiku." Ia berkata,"Aku sudah katakan padamu bahwa ia bayi yang diberkahi, hayu kita ambil dan pulang ke rumah."

Halimah berkata,"Aku mengendarai hewan tunggangan yang aku kendarai waktu datang. Binatang tsb lemah dan tidak dapat berjalan cepat. Namun kini ia menjadi cepat sehingga mengalahkan hewan-hewan lain yang dikendarai para kafilah."

Halimah melanjutkan ceritanya,"Aku tidak melewati pohon, melainkan pohon tsb menyapa,"Assalamu 'alaika, ya Khoirol mursalin (Keselamatan buatmu, wahai sebaik- baik Rosul)."

"Aku tidak berhenti istirahat di bawah pohon kering, melainkan pohon tsb langsung menghijau, keluar daun dan buahnya saat itu juga dengan barokah Nabi Saw."

"Kami terus berjalan sampai tiba di rumah. Kami memiliki kambing yang lemah dan kurus. Aku pegang tangan bayi bernama Muhammad dan kuletakkan pada tubuh kambing tsb. Tiba-tiba air susu kambing tsb menjadi deras."

"Sejak Kami mengambil bayi bernama Muhammad, di rumah Kami tidak ada lampu saat gelap malam, selain cahaya wajah Muhammad saw."

Halimah berkata,"Setahun penuh hujan tidak turun, aku mengambil bayi bernama Muhammad dan pergi ke padang pasir serta berdoa,"Ya Allah, dengan kemuliaan bayi ini, turunkan hujan pada kami." Tiba-tiba langit berawan, mendung dan turunlah hujan deras." (Majmu'ah Maulid, hlm. 131-132).

Siapa yang tidak rindu dengan Rasulullah saw? Siapa yang tidak berharap rumahnya dimasuki ruh Nabi saw untuk bersalam pada penghuninya? Siapa yang tidak cinta nabi saw berkunjung ke rumah dan memberi kabar gembira pada penghuninya?

Mari perbanyak sholawat dan meneladani akhlaknya yang mulia terutama di bulan kelahirannya ini.

Mari berziarah pada pewarisnya, Syekh dan Mursyid kita, Syekh Ahmad Shohibulwafa Tajul 'Arifin ra. "Ya Mursyidku, aku datang menemuimu dengan rasa cinta dan luapan rindu. Aku mengharap doa, ridho dan bimbinganmu," aamiin.

(Rojaya, Ketua Divisi Kajian dan Literasi Tasawuf DPP LDTQN Pondok Pesantren Suryalaya).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun