Dari pengalaman-pengalaman langsung itulah Filsafat Manusia memulai teorinya untuk memahami apa dan siapa sebenarnya manusia itu yang mampu bersentuhan dengan objek konkret tersebut. Karena pada dasarnya, dalam memahami hakikat manusia, Anda harus mampu merefleksikan secara mendalam dan membutuhkan banyak waktu untuk meneliti dan menelaah yang akan direfleksikan. Sebab, sesuatu yang hakiki itu bersifat dasar, asali, dan prinsipil.
Selain dari pengalaman langsung, terdapat pengalaman lain yang dialami manusia atau Anda, yaitu pengalaman tak langsung. Pengalaman ini adalah pengalaman tahap kedua yang bersifat batiniah dan privat. Sebab, dalam pengalaman ini Anda sebagai manusia tidak berhubungan dengan objek konkret. Akan tetapi, Anda bersama objek itu sendiri menyatu dalam diri Anda. Sehingga dalam pengalaman ini, yaitu pengalaman menyadari atas suatu kesadaran terhadap objek-objek  atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Adanya pengalaman tak langsung / batiniah ini tidak menyebabkan pengalaman langsung berhenti. Â Ketika Anda pertama kali merasakan pemandangan indah dari berbagai pegunungan, itu termasuk ke dalam pengalaman tahap pertama. Tapi, ketika pengalaman tersebut terus menerus dialami oleh Anda, sehingga membentuk suatu pengalaman tak langsung atau pengalaman batiniah. Bahwa Anda sebagai manusia menyadari pengalaman atas kesadaran terhadap sesuatu yang disadari.
Berkat pengalaman langsung ini, pengalaman tak langsung yang bersifat batiniah mendapatkan "isi"-nya. Sebaliknya, berkat pengalaman batiniah sehingga pengalaman indrawi dapat bermanka dan mampu dimaknai oleh Anda sebagai manusia. Oleh karenanya, pengalaman batiniah memberikan makna dan interpretasi (penafsiran) terhadap berbagai pengalaman indrawi.Â