Rasa gundah gulana bisa hadir pada siapa saja tidak memandang gender, pangkat atau strata sosial, semua bisa mengalaminya kapan dan dimana saja.
Belakangan hidup menjadi lebih berat dengan semakin menjamurnya deretan media sosial yang mana tujuan awalnya mendekatkan semua orang dengan jarak jauh menjadi terasa dekat.
Terlepas dari itu semua sebagai insan yang memiliki rasa dan kepekaan akan melihat orang lain tentu akan kita jumpai dalam unggahan baik dalam bentuk story atau feed di berbagai platform media sosial.
Sering kita jumpai orang-orang nampak selalu bahagia, tenang dan lancar menjalankan hidupnya pada setiap unggahan di media sosial miliknya masing-masing.
Padahal sejatinya unggahan yang sering ditampilkan hanya sebatas unggahan yang motifnya berkaitan dengan upaya mencari pengakuan atau eksistensi bahkan ada yang hanya bertujuan mencari pundi-pundi Rupiah demi sesuap nasi.
Sayangnya semakin banyak postingan entah itu kawan, rekan kerja bahkan sampai publik figur bagi sebagian orang justru akan menimbulkan sikap rendah diri merasa kesepian bahkan sendirian karena hanya melihat tipu daya postingan lewat media sosial.
Banyak dari kita dengan mudahnya percaya bahkan akan merasa iri ketika ada pencapaian hingga jika tidak dilibatkan dalam acara yang sifatnya sebetulnya biasa saja justru jadi bumerang dalam menjalankan kehidupan.
Mengurangi pandangan akan berbagai unggahan atau postingan orang lain di media sosial merupakan kunci nyata akan menjaga kesehatan mental bagi diri sendiri.
Semakin banyak kamu melihat unggahan orang lain tentu resiko bermasalahnya kesehatan mental mu juga akan semakin melebar bahkan sampai merusak kesehatan diri.
Artikel ini ditulis dengan maksud bahwa kehidupan sesungguhnya bukanlah terdapat dalam media sosial melihat rekan, kawan dan lain sebagainya tanpa melibatkan kita dalam diri mereka tidak lah ada salahnya.
Sikap yang mungkin timbul sebagian diri manusia nampaknya akan selalu ada, akan tetapi langkah-langkah seperti mengurangi ketergantungan melihat postingan atau unggahan orang lain jika dirasa menganggu secara mental sebaiknya lakukan pengurangan tersebut.
Prasangka buruk atau berperilaku suudzon bisa saja timbul kapan saja dalam benak setiap manusia maka akan lebih indah sebetulnya jika sifat-sifat demikian dijauhi.
Setiap orang berhak meriah kebahagiaannya masing-masing dengan caranya masing-masing tidak terikat pada aturan bahkan norma karena sejatinya setiap orang itu unik memiliki perilaku dan perbedaannya masing-masing.
Pada akhirnya semua yang kita lihat di media sosial apakah akan berpengaruh positif atau negatif semua hal tersebut kembali pada pribadi masing-masing dan tidak bisa dipaksakan terhadap siapapun.