Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Usmar Ismail Bapak perfilman Nasional yang terlupakan

30 Maret 2021   14:12 Diperbarui: 1 April 2021   08:57 247 3

foto berikut merupakan poster dari salah satu film legendaris karya Usmar Ismail yakni 3 dara dalam poster ini terlihat pemeran utama  yaitu Mieke Wijaya, Indiyati Iskak, dan Aminah Cendrakasih selain itu, para aktor dan aktris lain juga terlibat dalam film ini sebut saja diantaranya Fifi Young, Suzanna hingga Bambang Irawan fim dengan genre musikal pertama di Indonesia 

Walaupun Usmar Ismail sudah dinobatkan sebagai Bapak perfilman Nasional, pendirian pusat perfilman yang dinamai sesaui namanya namun seiring berjalannya waktu nmaa Usmar Ismail mulai pudar terutama bagi kebnayakan mayoritas generasi milenial hingga generai Z. Usmar Ismail lahir di Bukitinggi di Sumatera Barat pada 20 Maret 1921 Ia juga dikemudian hari djuluki sebagai bapak Film Nasional  Usmar Ismail hadir disaat yang tepat untuk menembangkan dunia perfilm Nasional namun dibalik kegemilangan dan kesuksesannya dalam dunia film Usmar Ismail juga maengalami lika - liku kehidupan yang berat saat masih muda Ismail pernah ditahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda karena Ismail saat itu seorang jurnalis yang mana dianggap sebagai musuh terbesar oleh Kolonial Hindia Belanda Setelahnya Ia mulai memproduksi film pertamanya yang berjudul Harta Karun setelahnya film - filmnya  seperti Tiga Dara, Darah dan Doa Enam Djam Di Djogja, hingga Lewat DJam Malam menjadi film paling diminati di tahun perilisannya.

 Polemik masalah film menerpanya yakni saat Ismail merilis film Anak Perawan Di Sarang Penyamun pada tahun 1962 yang mana saat itu Ismail disebut terlibat dalam pengkhianatan terhadap banga Indonesia sebab PKI dan Lekra menganggap bahwa Film Anak Perawan Di Sarang Penyamun berpihak pada Malaysia sebab saat itu hubungan Indonesia dan Malaysia belum membaik selain itu Lekra membuat kampanye boikot terhadap film ini dan ada faktor lain yang menyebabkan film ini dibikot sebab film ini ditulis ole Sutan Takdir Ajisahbana yang saat itu merupaka dosen di Universitas Malay Namun terlepas dari itu semua Usmar Ismail dianggap sebagai tokoh sukses dalam dunia film nasional bahkan hingga hari ini bahkan film - film nya seperti Tiga Dara serta Darah dan Doa bahkan saat ditampilkan kembali di bioskop degan kualitas yang bagus setelah direstorasi tetap digemari oleh masyarakat Indonesia. 

Apalagi film - film karyanyanya banyak mengandung pesan moral didalamnya Ismail Wafat  pada 2 januari tahun 1971 karena pendaran otak yang dideritanya sebelum Meninggal dan saat masih aktif di dunia perfilman disaat kontroversi 1962. Ismail menerima penghargaan dari Presiden Soekarno yakni Piagam Wijayakusuma dan dan di tahun 1969 2 tahun sebelum Ismail meninggal dunia Dirinya juga mendapat perhargaan Anugerah Seni selain ituy, Namanya diabadikan di DKI Jakarta dengan nama Pusat Perfilman H. Usmar Ismail dan Usmar Ismail Hall hal ini sebagai penghargaan atas kiprahnya pada industri perfilman Nasonal. 

Pemerintah mulai mau merestorasi fim- film karya Usmar setelah adanya restorasi film Tiga Dara  yang dibiayai oleh swasta yang diputar kembali  dibioskop tentu hal ini bisa dikatakan miris film- film lawas era hitam putih masih banyak hanya tersimpan di Sinematek jakarta atau di Perusahaan Film Negara 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun