Saat kita mengalami krisis yang berkepanjangan, otak kanan kita sering menjadi tertutup. Gelisah dan takut terhadap semua hal selalu hadir dalam otak kita. Kalkulasi serta pertimbangan himpitan masalah bertubi-tubi, menjadi otak terlihat kaku. Pekerjaan, status sosial, tanggung jawab, dan kegagalan menjadi terlihat jelas batas titik keterpurukan. Kita dipaksa menjadi orang yang rasional, yang picik terhadap pertimbangan otak kiri—yang serba pertimbangan serta ketakutan.  Senyuman dan tawa seolah hilang mendadak disaat kita dirundung banyak masalah. Dan akibatnya kita tidak lagi menghadapi masalah dengan cara sedikit terbuka pada otak kanan kita.