Saya jadi teringat apa yang dilontarkan dalam forum resmi seminar disalah satu universitas Islam swasta ternama di Jogjakarta. Dekan FE UI saat itu berbicara "pengalaman saya ketika di Eropa ... orang kita itu pintar-pintar secara individu tetapi ketika bekerja secara tim 'dlahom' (dia menggunakan istilah Surabaya karena memang orang Surabaya). Saya sendiri agak kurang pas memahami istilah dlahom ini, mungkin maksudnya itu "tolah toleh..bengong tidak tahu apa yang harus dilakukan atau diperbuat" hahahaha...
Ah..saya kalau ingat Pak Firmanzah waktu itu suka senyum sendiri. Saya sendiri juga pernah mengalaminya ketika diminta mengurusi seminar rutin yang dilakukan setiap bulan di tingkat fakultas. Ini bukan karena saya pintar tetapi karena penunjukkan saja oleh pejabat berwenang. Tim yang terlibat 3 orang termasuk saya, tetapi apa yang terjadi? Saya sudah berusaha untuk berinisiatif mengajak teman satu tim untuk bekerja bersama dengan pembagian tugas tentunya. Tambah dekat waktu pelaksanaan tambah gak jelas..semua diserahkan pada saya. Tanpa banyak bicara saya kerjakan saja dan selesai. Untuk pelaksanaan berikutnya, karena pada hari H saya tidak bisa saya sudah bicara satu hari sebelumnya, bahwa saya ada tugas di luar kampus jadi saya minta bantuan teman satu tim untuk menghandle acara rutin itu. Belakangan saya tahu bahwa acara tetap berjalan tetapi administrasinya amburadul.
Mengapa bisa seperti itu? Kalau bekerja tim kita tidak bisa? Saya hanya menduga saja (boleh kan) bahwa ternyata memang kita ini suka sekali 'menjagakne' orang lain. Ah masa iya? Kalau begitu egois dong! Iya barangkali. Lha..itu buktinya ! hehehehehe
Peristiwa Chile ini mengingatkan saya bahwa 'tindakan yang cepat dan tepat' akan menghasilkan sebuah keberhasilan tentunya juga dibarengi do'a. Willingness ataupun sebuah kemauan yang kuat juga telah mengingatkan saya, bahwa kita bisa berbuat dan menemukan solusi dari masalah bila kita memiliki kemauan yang kuat, tidak cukup hanya dengan berdiskusi dan berkata-kata.
Untuk bekerja secara tim, saya masih belum menemukan resepnya (hahahahah) karena ketika saya sudah tidak interest lagi tiba-tiba teman satu tim berinisiatif mengambil peran untuk mengurusi acara rutin tersebut. Saya hanya tersenyum, mengiyakan dan memberi acungan jempol walaupun saya sudah banyak tidak melibatkan diri lagi karena saya sudah punya kesibukan sendiri.
Satu catatan lagi dari peristiwa penyelamatan pekerja tambang di Chile tersebut sang pemimpin pekerja yang terjebak diangkat ke atas sebagai orang terakhir. Tidak hanya itu pemimpin negaranya turut hadir di lokasi. Sebuah pelajaran berharga untuk saya pribadi karena saya sering melihat leadeship seperti itu tidak atau jarang saya temui di republik ini.