Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Gara-Gara Tweet Ini Stafsus Faldo Maldini Dapat Banyak Cibiran

18 Agustus 2021   03:27 Diperbarui: 18 Agustus 2021   03:35 569 4
Nama Faldo Maldini beberapa waktu ini menjadi sorotan para pegiat media sosial (medsos), dari influencer, politisi, cendekiawan hingga tokoh ormas islam ramai-ramai cibir Stafsus Kemensesneg ini.

Dikutip dari Twitternya, "Jadi, mural itu, ga salah. Kalau ada ijinnya. Kalau tidak, berarti melawan hukum, berarti sewenang-wenang. Makanya, kami keras. Ada hak orang lain yang dicederai, bayangkan itu kalau tembok kita, yang tanpa ijin kita. orang yang mendukung kesewenang-wenangan, harus diingatkan."

Dilansir dari Tribunnews, tweet eks timses Prabowo - Sandi ini menanggapi mural wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang digambari tulisan '404:Not Found' di Tangerang, Banten.

Tak ayal, tweet politisi yang kini ada di PSI ini mendapat cibiran dari Cendekiawan Muslim Ulil Abshar Abdalla yang meng-tweet, bahwa sangat aneh bila politikus muda membuat pernyataan pembuatan mural tanpa izin adalah melawan hukum.

Mungkin, Ulil Abshar Abdalla memperkirakan ini karena bergabungnya seseorang ke dalam kekuasaan dapat menjadikan orang tersebut lebih cepat tua, khususnya dalam pemikiran.
"Is joining power quo a fast way to getting OLD (apakah bergabung dengan kekuasaan merupakan cara cepat menjadi tua)?" sindir Ulil Abshar Abdalla.

Sementara itu, influencer Dr Tirta menanggapi ini dengan mengajak Faldo berkeliling ke tempat-tempat grafiti atau mural agar sikapnya bisa sedikit bisa terbuka, dan mengingatkan agar Faldo sebagai stafsus disalahsatu lembaga Pemerintah agar lebih rileks dengan gambar.

"Saya memiliki banyak kawan yang lahir dari "bomber" dan karyanya sekarang mendunia. Bahkan hampir semua toko saya ada mural-,nya. Jangan pernah takut dengan sebuah gambar kawan. Mari ngopi @FaldoMaldini," kicaunya, melalui akun Twitter @tirta_hudhi.

Dan, politisi Partai Golkar Andi Sinulingga menyinggung Faldo Maldini hanya bermodal lancar bicara, tetapi tidak ada isinya.

“Modalnya cuma lancar ngomong doang tanpa isi. Agak susah memang bisa dapat anak muda seperti Faldo Maldini itu,” ujarnya di Twitter, Selasa (17/8/2021).

Tak hanya itu, Andi menyinggung Faldo Maldini saat jadi juru bicara Prabowo Subianto di Pilpres 2019, dan pandai berakting.

“Pedenya tinggi dan dia bisa dengan mudah lupa kemarin berakting apa sekarang ngomong apa, dah kayak politisi senior kawakan aja gayanya. Gaya doang sih, isi gak ada,” katanya.

Tak hanya itu, saat membahas saat Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI di kompleks Parlemen Gedung DPR/MPR, Senin (16/8/2021) lalu di akun Twitternya pun dinilai tak jelas oleh Netizen.

"Kata kunci yang dipakai banyak banget sih, Do! Coba tolong dibikin kalimat pendek aja, intinya apa isi pidato tadi (?) Soalanya saya nggak nonton tv," tulis salahsatu netizen.

Faldo menyampaikan, apa yang ditegaskan Pak Jokowi dalam pidatonya adalah soal komitmen Istana dalam menegakkan demokrasi dan kemanusiaan, karena tugasnya adalah memastikan kenyamanan seluruh warga.

"Yang disampaikan Presiden bukan hanya pidato kenegaraan, namun juga sebuah untaian komitmen dan sikap. Menegakan demokrasi dan kemanusiaan.

Baju pemerintah kita adalah kesederhanaan. Tugas pemerintah adalah memastikan kenyamanan bagi seluruh warga. Itu yang ingin ditunjukan."

Sementara itu, kalimat yang menurut penulis cukup menarik luput disorot Faldo, yakni "Api memang membakar, tetapi juga sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan, tetapi sekaligus juga menguatkan,"

Disini, Presiden ingin masyarakat mengambil sisi positif, dari pandemi yang sudah hampir 2 tahun berlangsung ini. Dimana, bagi penulis sisi positifnya adalah kita terbiasa belajar, kerja, dan memesan makanan dengan platform digital. Kedepannya, mungkin saja kita bukan hanya pengguna tapi juga pencipta, sesuai arahan Presiden untuk terus melakukan inovasi di era kocok ulang (disrupsi) ini.

"Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter berani untuk berubah, berani untuk mengubah, dan berani untuk mengkreasi hal-hal baru, merupakan fondasi untuk membangun Indonesia Maju. Kita telah berusaha bermigrasi ke cara-cara baru di era Revolusi Industri 4.0 ini," ungkap Pak Presiden.

Disisi yang lain, Presiden Joko Widodo mengisyaratkan agar kedepannya Industri di Indonesia menerapkan sistem yang lebih ramah lingkungan dari industri energi, farmasi, kimia dan lain sebagainya.

Ini tersirat dari pakaian baju adat Baduy yang dikenakan Presiden dalam pidatonya, dimana masyarakat yang tinggal di Lebak, Banten ini terkenal telah lama hidup dengan mengisolasi diri dari arus kemajuan zaman dan modernisasi, agar menjaga kehijauan alam demi menjaga keseimbangan bumi dari bencana yang tak diinginkan.


"Dan maka, ekonomi berbasis inovasi dan teknologi, khususnya ke arah Green Economy dan Blue Economy yang berkelanjutan adalah benang merahnya," ungkap Pak Presiden.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun