Menurut Gardner, ada delapan jenis kecerdasan yang dapat berkembang secara terpisah namun saling berkaitan, yaitu:
1. **Kecerdasan Linguistik**: Kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik dalam berbicara maupun menulis. Ini termasuk kemampuan menulis, membaca, serta memanipulasi bahasa untuk berkomunikasi dan memahami konsep.
2. **Kecerdasan Logis-Matematis**: Kemampuan untuk berpikir logis, menganalisis masalah secara sistematis, dan bekerja dengan angka serta pola. Ini melibatkan keterampilan matematika, logika, dan ilmiah.
3. **Kecerdasan Spasial**: Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan ruang serta gambar mental. Ini penting untuk profesi seperti arsitek, desainer, atau seniman visual.
4. **Kecerdasan Musikal**: Kemampuan untuk mengenali, menciptakan, dan menanggapi pola musik dan suara. Orang dengan kecerdasan ini cenderung mahir dalam hal-hal seperti menyanyi, memainkan alat musik, atau merespons ritme.
5. **Kecerdasan Kinestetik-Tubuh**: Kemampuan untuk menggunakan tubuh dengan terampil, baik dalam olahraga, tari, atau manipulasi objek. Atlet, penari, dan ahli bedah adalah contoh orang dengan kecerdasan kinestetik yang tinggi.
6. **Kecerdasan Interpersonal**: Kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Ini mencakup keterampilan sosial, empati, dan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok.
7. **Kecerdasan Intrapersonal**: Kemampuan untuk memahami diri sendiri, termasuk perasaan, motivasi, dan tujuan pribadi. Ini membantu individu dalam perencanaan hidup dan pencapaian tujuan pribadi.
8. **Kecerdasan Naturalis**: Kemampuan untuk mengenali, membedakan, dan memahami dunia alam, termasuk tanaman, hewan, dan fenomena alam. Ini penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan biologi, ekologi, atau pertanian.
### Perkembangan Kecerdasan Majemuk
Gardner menyatakan bahwa setiap individu memiliki berbagai jenis kecerdasan dalam tingkat yang berbeda-beda, dan kecerdasan ini bisa berkembang seiring waktu. Pembelajaran yang mendukung pengembangan kecerdasan majemuk memerlukan pendekatan yang lebih individual dan beragam. Sebagai contoh, seseorang yang lebih kuat dalam kecerdasan kinestetik mungkin lebih mudah memahami konsep matematika jika dia diajak bergerak atau menggunakan alat peraga fisik.
Dalam pendidikan, teori ini mendorong penggunaan metode yang lebih beragam dalam mengajar, dengan mengintegrasikan berbagai bentuk pembelajaran yang melibatkan kecerdasan yang berbeda, seperti musik, seni, aktivitas fisik, atau kerja kelompok.