Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Potensi Ekonomi Besar dari Makanan Kelas Bawah

29 September 2010   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 257 0

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) adalah sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar berasal dari Amerika Selatan tropis dan, yang masih diperdebatkan, Papua. Kalangan yang tidak menyetujui asal muasal ubi jalar dari Papua berpendapat bahwa orang Indian telah berlayar menuju ke barat melalui Samudra Pasifik dan membantu menyebarkan ubi jalar ke Asia. Proposal ini banyak ditentang karena bertentangan dengan fakta-fakta klimatologi dan antropologi.(kutipan dari wikipedia)

Ubi jalar, seperti yang selama ini kita kenal adalah makanan yang kerap dijajakan dikantin-kantin sekolah di desa-desa,di tempat-tempat keramaian desa, di tepi jalan, yang ditaruh dalam wadah yang dijujung oleh anak kecil sambil berkeliling kampung. Makanan ini sebelum dijajakan terlebih dahulu digoreng sampai garing dan lebih enak dinikmati bersama dengan sambal tomat yang pedas.Di jamin membuat keringat bakal mengucur.

Tapi tahukah anda, bahwa makanan perangsang biogas diperut yang bisa meracuni tetangga sebangku ini, ternyata adalah salah satu sumber potensi ekonomi yang besar. Sampai hari ini, didaerah saya harga perkarungnya masih sekitar Rp.100.000,- sampai dengan Rp.150.000,-.

Dapat dibayangkan jika kita memiliki lahan 1 kapling saja (10x15m),dan tanaman ini dapat memberikan hasil sampai dengan 3-5 karung (bekas pupuk urea 50kg). Tentu,ini menjadi penghasilan tambahan yang memadai untuk menambah biaya asap dapur.Jika lebih banyak lagi sisanya,saya yakin masih dapat dipakai membeli lahan baru.

Makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini, dapat ditanam dimana saja (asal subur tentunya). Bahkan dapat ditanam dilahan sempit. Di Sul-Sel bahkan ada warga yang menanam di pembatas jalan dan tetap memberi hasil walaupun tidak sebanyak disawah atau kebun.

Masa panen tanaman ini didaerah kami juga tidak lama, hanya sekitar 2 bulan sejak dari masa tanam. Bibit yang ditanam pun tidak susah, cukup dengan menancapkan batang yang sudah dipotong-potong sepanjang 10-15 cm ke lahan yang telah disediakan, tanaman ini sudah bisa tumbuh dengan pemberian air yang cukup.Bahkan dalam pot bunga yang agak besar pun bisa.

Soal pertanian saya memang tidak tahu banyak, tetapi dari penuturan petani yang penulis temui,mereka cukup puas dengan hasil kerja keras yang ada.

Kini persoalan ini kembali kepada kita, masih maukah kembali menambah sesaknya ibukota dengan penghasilan dan penghidupan yang pas-pasan atau kembali ke desa dan menjadi wira usahawan yang sukses.Makan cukup,hidup makmur,tidur nyenyak tanpa khawatir dikejar Kamtib?

Kan sesekali kita dapat jalan-jalan kembali ke kota dengan duit yang ada.

Salam sukses.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun