Suatu hari, Andi, seorang pemuda yang baru pindah ke desa itu, mendengar cerita tentang rumah tua tersebut. Keingintahuan menguasainya, dan meski diberi peringatan oleh penduduk desa, ia memutuskan untuk mengunjungi rumah itu. Malam itu, setelah gelap menyelimuti desa, Andi berangkat ke rumah tua itu dengan hanya membawa lampu senter.
Saat ia memasuki halaman rumah, udara tiba-tiba terasa lebih dingin, dan angin berhembus kencang. Andi melangkah hati-hati, merasa ada yang mengawasinya. Ia membuka pintu depan yang berderit, lalu melangkah masuk. Begitu masuk, bau lembab dan berdebu langsung menyambutnya.
Ia berjalan menyusuri lorong yang gelap, hanya disinari cahaya lampu senter yang semakin redup. Suara langkah kakinya bergema di seluruh rumah yang sunyi. Tiba-tiba, di ujung lorong, ia melihat sebuah pintu yang terbuka sedikit. Andi merasa penasaran dan mendekat, namun saat ia hampir mencapai pintu itu, terdengar suara bisikan pelan yang menggema.
"Jangan masuk..."
Andi terhenti. Suara itu terdengar jelas, namun ia tidak bisa melihat siapa yang mengucapkannya. Hatinya mulai berdebar, namun ia menepis rasa takut dan terus melangkah ke arah pintu yang terbuka. Begitu pintu itu terbuka sepenuhnya, Andi melihat sebuah ruangan yang penuh dengan furnitur tua yang sudah lapuk dimakan waktu.
Namun, di tengah ruangan itu, ada sebuah cermin besar yang berdiri tegak di dinding. Cermin itu terlihat sangat aneh, karena permukaannya berembun meski tidak ada udara dingin. Andi merasa matanya tertarik untuk melihat lebih dekat. Saat ia mendekatkan wajahnya ke cermin, ia terkejut melihat bayangan dirinya yang tidak sama.
Bayangan itu tersenyum lebar, meskipun wajah asli Andi tetap serius. Tiba-tiba, bayangan di cermin bergerak dan mengedipkan mata padanya. Andi mundur ketakutan, namun bayangan itu mengikuti setiap gerakannya, membuat Andi semakin panik.
Ketika ia berbalik untuk lari, pintu rumah itu tiba-tiba tertutup dengan keras. Andi merasa seperti ada sesuatu yang menghalangi jalannya. Dalam kepanikan, ia mencoba membuka pintu dengan sekuat tenaga, tetapi itu tidak berhasil. Suara langkah kaki mulai terdengar dari belakangnya, langkah berat yang semakin dekat.
Tiba-tiba, di depan Andi, muncul sosok pucat dengan mata kosong yang menatap tajam. Itu adalah seorang wanita yang tampaknya sudah lama meninggal, dengan wajah penuh luka dan rambut panjang yang kusut. Wanita itu hanya tersenyum, lalu berkata dengan suara serak, "Selamat datang di rumah kami."
Ketika Andi berteriak ketakutan, sosok itu mendekat dan seketika cermin besar di ruangan itu pecah, mengeluarkan suara keras. Dalam kepanikan yang mencekam, Andi berhasil membuka pintu dan melarikan diri. Namun, hingga sekarang, dia tak pernah berani mendekati rumah itu lagi.
Desa itu masih dipenuhi cerita tentang rumah tua yang dihuni oleh roh-roh penasaran, dan Andi pun menjadi salah satu kisah yang diperingatkan kepada siapa saja yang berani mendekati rumah tersebut.