Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Bibir Pantai Pecah-pecah

31 Maret 2020   17:17 Diperbarui: 31 Maret 2020   17:31 75 5
Bibir pantai kini berbalik senyumannya.
Gulungan ombak menyeret kematian.
Bangkai-bangkai tergeletak membengkak dan meledak.
Pohon-pohon kelapa layu disengat bau busuk

Bibir pantai telah lebam
terpukul arus daratan.
Perahu nelayan menjadi puing
diterpa badai mesin yang nyaring

Kita telah memanah mata laut yang berkaca-kaca;
ketika melihat tubuhnya menjadi wisata

Kita berjalan di lekuk bibir pantai yang jontor
berburu bulu-bulu matahari yang tertinggal di langit.
Sementara buih-buih telah menjadi air mata yang longsor
dan kita menginjak-injak bagai bandit

Bibir pantai pecah-pecah
karena dijilat lidahnya sendiri;
melembabkan dengan air liur yang telah berminyak;
sebab kita kencingi


Jakarta, Februari 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun