memporak-porandakan panorama.
Darah melancur singkil lewat telinga
mengalir ke mulut menjadi kubangan doa kita berdua.
Ya, kekasih.
Aku sedang melinting kata-kata
untuk kauhisap sehabis kita bercinta;
menghembuskan gumpalan asap pemberontakan yang beterbangan melanglang buana serta menjadi polusi bagi predator pencipta.
Kekasih.
Kita sama-sama saling menunggu
belum ada rindu.
Semoga kita sama-sama menjaga
agar terhindar dari pemangsa.
Kekasih.
Kuingatkan kau.
Hidup ini penuh ancaman yang mengikuti bagai bayangan
lalu menimbulkan pilihan untuk kita renungkan setelah itu ambil keputusan:
Lari atau melawan!
Kekasih. Kuimpikan kita nantinya bisa bersandingan saling menyuapkan cinta.