Mengapa seorang ayah sering merasa resah ketika anak laki-lakinya belum menikah? Pertanyaan ini seringkali muncul dalam konteks budaya dan sosial tertentu, di mana pernikahan dianggap sebagai pencapaian penting dalam kehidupan seseorang, terutama bagi laki-laki.
Dalam banyak budaya, pernikahan merupakan bagian integral dari siklus kehidupan dan dianggap sebagai kewajiban sosial. Tekanan untuk menikah seringkali datang dari keluarga besar, teman, dan lingkungan sekitar.
Orang tua, terutama ayah, seringkali khawatir tentang masa depan anak laki-lakinya. Pernikahan dianggap sebagai langkah penting untuk membentuk keluarga dan memastikan kelangsungan keturunan.
Dalam beberapa masyarakat, status sosial seseorang sering diukur berdasarkan pencapaian pribadinya, termasuk pernikahan dan jumlah anak.
Secara tradisional, laki-laki diharapkan menjadi kepala keluarga. Pernikahan dianggap sebagai simbol dari tanggung jawab dan kematangan seorang pria.
Yuuuk, Bujangku segera menikah...