Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz lahir di di Hulwan, sebuah desa di Mesir, tahun 61 H atau sekitar 681 M. Umar bin abdul Aziz besar di lingkungan istana, di mana dia hidup dengan kekayaan yang melimpah.
Meskipun demikian, kedua orang tua Umar bin Abdul Aziz tidak lupa untuk membekalinya dengan ilmu agama. Ayahandanya mengirim Umar ke Madinah untuk berguru kepada Ubaidillah bin Abdullah. Bahkan sejak kecil, Umar bin Abdul Aziz bergaul dengan para pemuka agama, ahli fikih, dan ulama.
Suatu hari dikisahkan bahwa putri kecil Umar bin Abdul Aziz menangis tersedu di pangkuannya saat hari lebaran. Maka Umar bertanya, "Apa yg membuatmu menangis?!".
Sang putri kecil menjawab, "Semua anak-anak memakai baju baru. Sementara aku yg putri seorang Amirul Mukminin memakai baju lama..!!".
Umar gak kuasa mendengar tangis putrinya langsung menemui bendahara Baitul Maal dan berkata kepadanya, "Bisakah gajiku bulan depan engkau berikan sekarang ?
Bendahara bertanya, "Kok tumben wahai Amirul Mukminin, ada apa?!".
Umar pun menceritakan permasalahannya. Sehingga akhirnya bendahara memakluminya dan berkata, "Gaji bulan depan bisa saya berikan sekarang, tapi dengan satu syarat!.
Umar dg antusias bertanya, "Apa satu syarat itu?!".
Bendahara menjawab, "Wahai Umar, sanggupkah engkau menjamin dirimu hidup sampai bulan depan, agar engkau bisa bekerja dg gaji yg telah aku berikan di awal ?
Mendengar syarat itu Umar langsung meninggalkan sang bendahara dan langsung pulang. Anak-anaknya bertanya, "Apa yg terjadi wahai ayahku?!".
Umar menjawab, "Bisakah kalian sabar agar kita semua masuk surga; ataukah kalian tak sabar sehingga menyebabkan ayahmu masuk neraka?!".
Mereka menjawab, "Kami sanggup bersabar wahai ayah!".
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah inspiratif ini dan diberikan kemudahan untuk meneladani keluarga Amirul Mukminin Umar bin Abdul Aziz.