"peri hujan, sesak sekali rasanya hidup di kerajaan langit ini, ku rasa hidup disini tidak lagi nyaman seperti dulu" tukas peri awan.
"aku juga merasa seperti itu peri, namun memang sudah tugas kita untuk mensejahterakan rakyat bumi"
"taukah kau peri, rakyat bumi kadang juga tidak menyukai kita yang selalu bersusah payah berusaha untuk menyenangkan mereka" ucapnya lagi dengan raut sedih.
"tak apa peri, itu karena mereka mungkin tidak tahu dengan usaha kita, karena ketidaktahuan itulah wajar kalau rakyat bumi menyalahkan kita, yang kita harus lakukan saat ini hanyalah mengatur keseimbangan kerajaan langit agar tetap menjadi harapan rakyat bumi" ucap peri hujan.
bagaimana kita mengatur keseimbangan kerajaan langit ini peri? kalau ratu selena masih tetap menjadi ratu kita? jujur aku lebih suka ratu helena, dia ramah, pengertian, dan tahu apa yang harus dilakukan untuk kesejahteraan penduduk langit ataupun bumi"
"entahlah peri, memang selama ini kita hanya tangan dan kaki ratu selena. tapi bagaimanapun juga ratu selena tetaplah ratu kita saat ini dan kita tidak bisa mengubah keadaan itu. mungkin dari semua ini kita dituntut untuk lebih berusaha lagi untuk mensejahterakan semua penduduk kita" lagi-lagi peri hujan mencoba memahami keadaan.
peri awan mengangguk memahami apa yang diakatakan peri hujan. tidak lama mereka istirahat, lonceng kerajaanpun mulai menggaung, pasukan elang berhamburan kembali menertibkan peri-peri lain yang masih kelelahan. seperti ribuan lebah mereka berhamburan memaksa peri-peri untuk bekerja kembali. melihat semua itu putri helena merasa kasihan terhadap penderitaan peri-peri mungil itu, namun apalah daya ratu selena juga kakaknya sendiri. ia tidak bisa memihak peri-peri malang itu ataupun memihak sang ratu yang salah. ia hanya berharap kerajaan menjadi seperti sedia kala, kakaknya sadar kalau perbuatannya salah dan kerajaan tak lagi kacau balau seperti saat ini.