Berdasarkan penuturan seorang teman (yang mendapatkan ceritanya langsung dari seorang member tawuran tersebut), hal ini bermula sebab konvoi arak-arakan wisudawan tadi siang. Hari ini memang ada acara wisudaan universitas lampung. Ketika anak-anak Teknik sedang konvoi mengarak para senior mereka yang wisuda, rombongan ini berpapasan dengan konvoian FISIP. Dari sinilah semua bermula, ketika berpapasan inilah anak-anak FISIP menggeber-geber motornya. Sesaat kemudian, terjadilah senggolan motor antara mahasiswa dua kubu tersebut, dan mereka terjatuh. Seorang anak FISIP pun memukulkan helemnya kepada anak Teknik tersebut. Tidak seperti biasanya, gangster Teknik yang terkenal sangar ini memilih lewat begitu saja, tidak berniat untuk menghabisi lawan ketika itu juga. Mereka hanya membawa helem yang digunakan untuk memukulnya tersebut sebagai barang bukti, dan berlalu. Keputusan mereka adalah mengantar para senior yang mereka arak ke Fakultas, baru kemudian berkumpul untuk mengatur strategi.
Disaat rombongan Teknik tersebut menuju FISIP, ternyata anak-nak FISIP pun sudah berkumpul membentuk massa untuk menyambut kedatangan rombongan Teknik. Ketika rombongan Teknik ini sampai di FISIP, dekan FISIP berusaha mengintermediasi. Namun massa Teknik tetap menyuarakan bahwa mereka hanya ingin anak FISIP yang memukul mereka tadi menyerahkan diri dan meminta maaf. Disaat mereka sedang berdialog dengan dekan FISIP tersebut, beberapa orang dari massa Teknik ini melihat pelaku pemukulan tadi diantara massa FISIP, mereka pun berteriak dan menunjuk pelaku tersebut. Mengetahui dirinya dikenali, pelaku ini masuk ke gedung A. Lucunya, ia keluar lagi dan masuk ke kerumunan dengan mengenakan baju yang berbeda, berharap tidak dikenali lagi. Namun massa Teknik ini mengenal jelas pelaku tersebut, dan semakin berkeras agar tuntutan mereka diterima. Ditengah hiruk pikuk ini, ada seseorang entah darimana yang melemparkan batu ke arah kerumunan massa Teknik. Dan, belum. pertempuran masih belum dimulai. massa Teknik mundur.
Ternyata mereka mundur mengumpulkan amunisi. Sejenak kemudian akhirnya mereka kembali ke FISIP. Pertempuran pun pecah. Bersliweranlah batu-batu dan paving blok di langit FISIP. Kaca-kaca gedung A dan B FISIP pecah. Mobil-mobil yang terparkir di FISIP, kacanya hancur, tak terkecuali motor-motor yang juga ada di sana. Radius medan pertempuran pun meluas hingga ke Fakultas Ekonomi, Fakultas yang berada di antara kedua Fakultas tersebut.
Kerugian bukan hanya sepuluhan mobil mahasiswa dan dosen, serta beberapa motor yang hancur, tetapi juga laptop dan berbagai barang berharga di dalam mobil yang hancur pun ikut raib. Helem yang ada di motor-motor pun lenyap, diambil oleh massa untuk melindungi kepala mereka. Dan kabarnya, laptop dekan FISIP di ruangannya pun ikut hilang, ketik ditinggalkannya untuk menengahi kejadian ini.
Ada satu lagi hal yang lucu. Ada kabarnya anak-anak Teknik sebagian mempersenjatai diri dengan martil. Bukan untuk memukuli kepala lawan, tetapi sekedar untuk mengetoki kaca-kaca yang ada hingga pecah.
Dan satu hal yang ironis, dalam sambutannya untuk wisudawan siang tadi, Gubernur Lampung menyatakan sangat bangga dengan Universitas Lampung, karena tidak pernah terjadi ribut-ribut tawuran seperti di kampus-kampus di luar sana. Istilahnya, peristiwa tak diinginkan tersebut terjadi, sebelum kering benar air liur sang gubernur berujar.
kunjungi juga blog saya: http://mubaroqdinata.blogspot.com/