Dalam kamus kesuksesan, segala apapun yang telah menjadi kecenderungannya, harus ditekuni, dimikmati dan dipertahankan sampai benar-benar dicapainya, agar yang kita upayakan tidak setengah-setengah yang mudah mustakmal. Dalam sebuah upaya kita tidak dituntut banyak, banyak tapi cepat hilang, mendingan sedikit tapi terus-menerus.
Sering kita mendengar keluhan teman-teman kelas, kampus bahkan teman kerja sekalipun “kenapa saya seakan tidak ada hasil yang diperoleh dari apa yang tengah saya upayakan selama ini, itulah contoh pelatah setia dalam kamus hidupnya. Saya teringat dengan cerita yang dilontarkan teman saya diforum perkumpulan Iksaputra (salah satu organisasi di Annuqayah Lubangsa) dimana ia masih mondok dimana saya berada saat ini; Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Madura, dengan panjang lebar ia menceritakan penglamanya saat ia menempuh kuliah S1 dan S2, karena ia merupakan orang asing saat masih baru sampai dinegara orang lain, walaupun disini (saat mondok) bisa dikatakan orang hebat, sesampainya disana ia hanya diberi tugas menjaga alat dapur dan tugas harianya mengisikan minyak tanah pada setiap kompor yang habis. Apa yang terjadi selanjutnya? seiring perkembanganya, ia dipercaya menjadi menejer. Kenapa, jawabanya ia tekun dalam menjalaninya, tidak latah pada kedudukan yang lebih tinggi. Kalau begitu, nikmati apa yang telah menjadi aktivitasnya.