Cemburu. Tidak bisakah sikap itu aku bunuh dari hati. Lalu engkau sedikit peduli. Aku memang manusia brengsek. Panggil Aku sepuas caramu berpikir. Tapi jangan kamu pergi lalu menyisakan tanya. Bahkan Aku akan mengejarmu meski sisa bayangan. Menyelusuri setiap jejak yang kamu tinggalkan. Karena kamu adalah setiap rintihan do'a yang Aku panjatkan.
Akhirnya kemana juga kita melangkah. Aku yakin, suatu hari kamu tidak akan bertahan. Kamu menikah, beranak. Dan Aku?? Jangankan kamu peduli. Barangtentu Aku tinggal nama yang kamu lupakan...
Siang terakhir ini. Aku begitu emosi. Maafkan Aku bukan maksud memaki. Semoga senja cepat tiba. Aku muak dengan kebisingan ini. Aku ingin engkau tiba dalam mimpi malam ini. Banyak cerita yang akan Aku beri. Hingga pagi Aku mohonkan jangan Tuhan hadirkan.
Sudahlah. Jangan kamu dengarkan Aku. Aku tidak akan berteriak. Tidak juga akan membisikkan janji-janji kepadamu. Aku tetap begini. Diam lalu pulang ke pangkuan senja dengan badan yang lelah. Saban waktu menunggu malam dan akan terus melukiskan wajahmu. Karena hanya itu aku tidak cemburu kepadamu.
Bagiku. Engkau selalu indah dalam duniaku yang tidak satupun orang tahu. Engkau yang terus datang tidak hanya dengan suara-suara. Engkau juga yang selalu ku-cumbu begitu erat. Dan engkau yang tidak pernah ku-ungkapkan dengan kata-kata. Karena Aku berharap hanya engkau diciptakan Tuhan sebagai alasan Aku dilahirkan. Insya Allah....!!!
Jakarta, 24 Juli 2012