secara psikologis, gangguan kecemasan terhadap bentuk tubuh yang diikuti dengan pemikiran negatif berlebihan terhadap penampilan fisik diri sendiri dinamakan sebagai Body Dysmorphic Disorder.
penyintas gangguan Body Dysmorphic  selalu merasa bentuk tubuhnya mengalami banyak kekurangan. mereka selalu berpikir negatif tentang penampilan fisiknya bahkan sampai hal terkecil sekalipun.
gangguan Body Dysmorphic berpengaruh pada aspek mental yang lainnya. gangguan ini akan membuat seseorang merasa stress, tidak percaya diri, malu, rendah diri, hingga menarik diri dari lingkungan sosial.
gangguan Body Dysmorphic bahkan memicu timbulnya kecenderungan seseorang menjadi obsesif untuk memperbaiki, mengganti, bahkan merubah bentuk tubuh aslinya. misalnya, berlebihan dalam memakai produk kecantikan. adapun hal yang lebih ekstrim lagi, sampai memiliki keinginan untuk melakukan operasi plastik.
mereka tidak pernah puas terhadap bentuk tubuhnya. meskipun telah melakukan banyak treatment terhadap tubuh, mereka akan selalu berpikir bahwa dirinya belum cukup sempurna.
beberapa kajian pustaka telah mengungkapkan beberapa sebab terjadinya gangguan Body Dysmorphic, diantaranya: faktor genetik, memiliki pengalaman yang buruk seperti sering mendapatkan penghinaan fisik, diskriminasi dan lain sebagainya.
selanjutnya, penyebab dari gangguan Body Dysmorphic juga dapat berasal dari masalah mental yang lain seperti perseksionisme, obsesif dan lain sebagainya. memiliki standarisasi tinggi terhadap suatu kecantikan yang ideal juga dapat menjadi penyebab dari Body Dysmorphic.