Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Personifikasi dari Tafsir yang Tak Pernah Berhenti

22 Maret 2022   09:34 Diperbarui: 22 Maret 2022   09:37 197 1
       Penyair penuh vitalitas, penyair binatang jalang, seniman bohemian, seniman pembaharu adalah sederet personifkasi yang pembaca letakan atas sosok Chairil Anwar. Oleh "penemunya", Chairil merupakan penyair revolusioner Indonesia dan pelopor Angkatan 45. Bagi seniman berhaluan kiri yang pro komunis, kepenyairan Chairil bertentangan dengan faham sosialisme Indonesia dan Amanat Berdikari yang digariskan Soekarno. Bagi pengkritik kerasnya, Chairil adalah penyair plagiat. Bagi penyokongnya, mereka berusaha untuk menepis anggapan plagiasi Charil dengan berusaha mengupas kreativitas Chairil dalam beberapa sajak terjemahannya, sebagaimana yang dilakukan Abdul Rozak Zaidan. Demikian pun Sapardi Djoko Damono yang melihat sajak saduran "Krawang-Bekasi" dan menilai Chairil sebagai penyair yang tidak dikuasai sepenuhnya oleh (teks) yang dibacanya, tetapi berusaha benar-benar untuk menguasinya. Terlepas dari itu Chairil telah menjadi simbol, sekaligus mitos, dalam kesusastraan Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun