Saya memang tidak membaca seluruh puisi yang pernah ditulis Afrizal Malna. Saya hanya dapat membaca kumpulan puisinya yang berjudul, Abad yang Berlari, Yang Berdiam dalam Mikropon, Kalung dari Teman, Arsitektur Hujan, Dalam Rahim Ibuku Tak Ada Anjing, Berlin Proposal, dan yang terakhir saya membaca Buka Pintu Kiri.
KEMBALI KE ARTIKEL