Saya terus saja menimbang-nimbang buku puisi karya Triyanto Triwikromo dengan rasa tertarikan yang amat mendalam atas pilihan judul yang digunakannya, Kitab Para Pencibir (penerbit Gramedia, 2017). Ilustrasi pada sampul buku seperti memaksa saya bermain-main dengan beragam tafsir: sepasang malaikat di bawah terik matahari yang berjongkok saling membelakangi. Kedua malaikat itu seperti sedang berpikr atau memang seperti sedang mengalami hilang pikir. Sebuah ilustrasi yang bisa saja mewakili keseluruhan isi buku puisi itu. Memperhatikan daftar isinya, saya dibuat yakin bahwa buku puisi Kitab Para Pencibir memang sebuah "kitab suci" yang disusun atas lima kalam, yakni Kalam Awal, Kalam Rahasia, Kalam Pengasingan, Kalam Waktu, dan Kalam Akhir. Triyanto telah menurunkan kalam kepada umat-pembacanya. Lantas bagaimana umat-pembaca mampu menerjemahkannya?
KEMBALI KE ARTIKEL