Buta hari itu takdir terbaik seorang ayah. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu, tak satu pun dikenalnya. Hanya ada satu hari di hatinya: hari esok, hanya untuk anak-anaknya terkasih. Demi itu peluhnya menggenang di pijakan kakinya.
KEMBALI KE ARTIKEL