Tapi kalau disebut 'Tano Ponggol' (Tanah Patah), orang Batak umumnya segera tahu. Pasti langsung menunjuk pada terusan yang melintasi tanah genting (menyempit) di Pangururan, menghubungkan teluk di bagian selatan dengan teluk di bagian utara danau. Aslinya terusan itu dinamai Terusan Wilhelmina, mengambil nama Ratu Belanda yang berkuasa semasa pembangunannya.
KEMBALI KE ARTIKEL