Belakangan ini di kalangan warga sekitar Danau Toba semakin santer terdengar suara “menolak jadi Batak”. Ini tergolong suara radikal karena menyangkut penolakan pada realitas Batak sebagai sebuah konstruksi kesatuan. Tegasnya konstruksi sosial sebagai sebuah “bangsa”, sebuah “komunitas terbayang” (imagined community) menurut konsepsi Ben Anderson. Dalam arti “bangsa” Batak itu adalah realitas yang dibayangkan ada oleh warga Toba, Simalungun, Karo, Pakpak, dan Mandailing. Konsekuensi penolakan itu adalah runtuhnya bangunan Batak sebagai sebuah “bangso” (bangsa) lokal.
KEMBALI KE ARTIKEL