Kesan indah pertama Danau Toba bagi pelancong yang datang dari arah Medan, selepas hutan pinus Aeknauli, adalah liukan jalan raya yang dipahat pada tebing curam berhiaskan bongkah-bongkah granit raksasa dan cermin raksasa air danau jauh di kanan bawah, dan gundukan biru Pulau Samosir di kejauhan selatan. Tiap kali saya lewat jalur itu selalu terpikir alangkah indahnya terjun melayang ke air danau berkilau nun jauh di bawah sana, andai saja tidak berujung pada kematian. Atau tersangkut membatu di bibir tebing, seperti legenda “Batu Gantung” di Sibaganding.
KEMBALI KE ARTIKEL