Manusia memiliki beberapa fase dalam kehidupan, berawal dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dan fase terakhir adalah lansia. Namun, pada fase remaja merupakan fase paling penting dalam kehidupan setiap manusia. Karena pada fase tersebut dianggap sebagai fase transisi dari anak-anak menuju dewasa.Â
Menurut data Badan Pusat Statistik (2015), proyeksi penduduk menunjukkan bahwa jumlah remaja di Indonesia yang berusia 10-24 tahun sudah mencapai lebih dari 25% atau sekitar 66 juta dari total penduduk Indonesia.Remaja yang memiliki jiwa disiplin dan cerdas merupakan aset untuk negara. Pada tahun 2022 terjadi pandemi Covid-19, sehingga menyebabkan remaja mengalami kecemasan.Â
Pada selama masa pandemi hingga new normal remaja mengalami masa peralihan dan penyesuaian. Oleh karena itu, wajar apabila remaja mengalami stres. Â Keluarga menjadi penentu kualitas dari suatu bangsa dan negara. Keluarga adalah unit terkecil didalam masyarakat, apabila kesejahteraan di keluarga sudah tercapai maka di lingkungan masyarakat hal yang sama pasti akan tercapai.
 Namun, dalam membesarkan sebuah keluarga disertai dengan menjaga keharmonisan dan ketahanan keluarga tidak mudah. Di dalam perjalanan keluarga pasti akan timbul konflik kehidupan yang kemudian bisa memicu stres dalam menjalin hubungan keluarga. Setiap keluarga harus mampu dan memiliki kekuatan untuk dapat mengubah tantangan dalam berumah tangga menjadi suatu tantangan positif yang bisa disebut sebagai manajemen stres. Apabila dalam memanajemen stres bisa teratasi maka kesejahteraan, keharmonisan, dan ketahanan keluarga akan muncul. Manajemen stres buruk akan menimbulkan konflik hingga perpecahan dalam hubungan keluarga.Â