Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Rabu Pagi Bersama MS: Andi Digadang Andi Ditendang?

23 Oktober 2013   07:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:09 248 1
Awal tahun 2000 saya menghadiri seminar untuk grup perusahaan tempat  saya bekerja. Temanya adalah pengaruh politik global terhadap kegiatan bisnis di Indonesia. Pembicara utama dalam seminar itu adalah Dr. Andi A. Mallarangeng, seorang pengamat politik muda, pintar, ganteng dan dengan gaya bicara yang sangat memukau.

Rekan Direksi yang duduk di sebelah saya berbisik: "Ini calon pemimpin Indonesia di masa depan". Saya mengangguk mengiyakan 100 persen. Betapa tidak, dalam era globalisasi, kita memang membutuhkan  sosok pemimpin muda yang idealis, jujur, berwawasan global dan yang penampilannya atraktif seperti Andi.

Era pemerintahan SBY 2004-2009. Andi ditunjuk sebagai jubir Presiden. Walau penampilannya tetap memukau, terjadi perubahan pada diri Andi. Rasa kagum saya semakin lama semakin luntur karena Andi tidak lagi menjadi dirinya sendiri. Mungkin karena tuntutan pekerjaannya, Andi terpaksa bermain PR untuk menjaga citra Presiden. Buku yang ditulisnya berjudul Dari Kilometer 0,0 yang hanya berisi pujian terhadap kinerja SBY adalah bukti akan sinyalemen saya tersebut.

Era pemerintahan SBY 2009-2014. Andi diangkat sebagai Menpora. Ada setitik harapan. Saya berharap Andi akan menorehkan prestasi paling kurang menyamai Menpora Akbar Tanjung atau Abdul Gafur pada masa Orde Baru.

Lalu, Andi digadang lagi. Ia didukung Istana untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pada kongres Bandung 2010.

Tapi apa lacur, yang terjadi adalah sebaliknya. Di masa kepemimpinannya terjadi mega korupsi kasus Proyek Perumahan Atlit  Sea Games Palembang dan Proyek Hambalang yang kini menyeretnya menjadi tersangka KPK. Dalam Kongres PD, Andi dikalahkan secara telak oleh Anas Urbaningrum yang ternyata jauh lebih "sakti".

Pertanyaannya,  mengapa Andi yang digadang-gadang oleh SBY untuk menjadi pemimpin nasional akhirnya menjadi tersangka dan kini di tahan KPK ?.  Apakah ia tidak ubahnya seperti tokoh-tokoh lain yang tidak kuat terhadap godaan tahta dan harta?     Atau ia terperosok karena sistem poltik negara kita yang salah ?. Atau memang ia sengaja ditendang?

Jakarta, 23 Oktober 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun