Pukul 6.55 terjadi sedikit kegaduhan. Imam yang memimpin takbir tiba-tiba menyerahkan mikropon ke orang disebelahnya. Bersama beberapa orang panitia ia berlari-lari kecil menuju jalan raya yang jaraknya sekitar 20 meter dari tempat saya duduk. Sebuah mobil sedan hitam yang diiringi sebuah mobil pengawal berhenti. Seorang pria gagah memakai jas dan peci hitam keluar dari mobil. Dari kejauhan saya masih dapat melihat kilauan lambang garuda di dada pria itu. Rombongan yang menyambut langsung cium tangan satu persatu: “Selamat datang bapak menteri dan terima kasih atas kesediaan bapak untuk menjadi khotib dalam sholat Idhul Adha di lapangan ini” sambut panitia ketika tamu yang gagah itu telah duduk di saf paling depan persis di depan podium.