Bandingkan dengan sinetron sekarang yang alur ceritanya bertele-tele, mudah ditebak dan selalu dipanjang-panjangkan jika rating bagus. Semua berdasarkan rating, sehingga kualitas merosot. Banyak hal yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata dan terlalu dibuat-buat. Banyak hal negatif yang secara sengaja atau tidak sengaja dapat ditiru oleh anak-anak yang menonton.
Dan saya setuju dengan opini Alexander Thian, seorang penulis skenario yang saya follow akun Twitternya (@aMrazing). Dibawah ini adalah tweet aslinya:
1. Menurut gue, kalau mau mengembalikan kualitas sinetron, jgn buat yg tayang tiap hari. Mending bikin yg tayang tiap minggu.
2. Dgn sinetron yg tayang tiap minggu, penulis gak terlalu stress, gambar bagus, tata suara keren, penonton pun terhibur.
3. Contohnya, Cinta Cenat Cenut, deh. Lihat gambar dan suaranya. Keren. Bahkan gue yg nonton di YouTube aja seneng..
4. Ingat sinetron keren jaman dulu spt Janjiku, Noktah Merah Perkawinan, atau Si Doel? Semua berformat tayang seminggu sekali.
5. Kalau sinetron ditayangkan seminggu sekali, penonton punya banyak pilihan. Gak harus mantengin sinetron yg sama tiap hari.
6. Kalo sinetron tayang tiap hari, bahkan artis yg kualitas aktingnya bagus pun akan kedodoran. Jenuh.
7. Dulu gue inget banget sering menunggu sinetronnya Paramitha Rusady yg Janjiku krn ceritanya bagus. Sontreknya pun keren.
8. Kalo sinetron tayang seminggu sekali, pastinya akan lebih banyak menyerap tenaga kerja. Dari penulis, artis sampai kru. :)
9. Tul. RT @rayafahreza : Anti horor? Anti sinetron? Kalau mau antipati, jangan terhadap genre maupun format, tapi pada pengerjaan yang ngasal.
Salah satu aspek yang kurang kreatif menurut saya adalah soundtrack sinetron. Mungkin masih ingat sinetron seperti Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul ataupun Jinny Oh Jinny (kenapa komedi semua contohnya? hehe) menggunakan soundtrack/lagu yang baru yang khusus untuk sinetron tersebut. Bukan lagu dari penyanyi solo atau band yang sedang hit :)
Jadi, bagaimana menurut anda?