Pertanyaan yang sering terlontar adalah mengapa waktu 24 jam sering dirasa kurang. Banyak orang yang merasa kerjaannya sangat banyak, tidak cukup dikerjakan dalam waktu singkat, sementara hidupnya tidak hanya untuk kerja saja. Masih banyak urusan yang menantinya selain pekerjaan, seperti aktivitas sosisal, keagamaan, keluarga dan lainnya. Sering kita merasa baru mau menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi waktu sudah berganti  hari, sementara orang butuh untuk istirahat agar bisa melanjutkan aktivitasnya di hari esok itu.
Sesungguhnya waktu 24 jam sehari itu suatu kepastian. Sehingga kalau sampai tidak cukup dan banyak pekerjaan yang belum selesai, pertanyaan harus dikembalikan ke diri sendiri, seberapa efektif dan efisien kita dalam memanage waktu yang ada untuk menyelesaikan semua urusan. Cara menentukan skala prioritas terhadap urusan/pekerjaan juga menentukan andil dalam keberhasilan memanage waktu.
Sebagai seorang pegiat sosial, anda pasti seringkali mendapatkan fakta betapa waktu sangat berharga. Tantangan dalam melakukan kegiatan sosial nirlaba salah satu diantaranya adalah mengumpulkan tim kerja dalam suatu kegiatan. Pada dasarnya semua anggota tim adalah orang-orang yang sudah punya pekerjaan masing-masing, sehingga ketika mereka bisa hadir dan ikut mensukseskan acara kegiatan sosial tersebut tentu dibutuhkan suatu usaha yang luar biasa dengan managemen waktu yang sangat baik, sehingga urusan pekerjaan di profesi tetapnya dapat berjalan lancar dan kegiatan sosial juga dapat dijalani dengan baik.
Saya sibuk, Saya ada meeting, Saya tidak bisa
Bagi anda yang menjadi ketua RT, RW, Ketua Pengurus Masjid, dan organisasi/lembaga sosial nirlaba lainnya maka mengajak anggota atau pengurus yang anda pimpin menghadiri rapat tentu menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Karena ketidakhadiran dalam undangan tersebut tidak menimbulkan efek apapun, baik ke karir, pekerjaan profesi, pendapatan, Â berbanding terbalik dengan kehadirannya yang kadang-kadang mengganggu waktu kerja sehingga efeknya akan kemana-mana dari karir hingga pendapatan.
Di salah satu perusahaan yang saya pernah bekerja di dalamnya, mengajak seseorang menghadiri meeting untuk urusan sosial  bukan sesuatu yang mudah. Berbagai alasan dikemukakan, dari sibuk, ada meeting, ada deadline yang ujung-ujungnya akan mengatakan "saya tidak bisa datang". Sering saya merenung sesibuk apa sih orang dan sepenting apa meeting yang menjadi alasan ketidakhadirannya.Â