Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Waspadai Ayam Tiren dan Gelonggongan

27 September 2012   08:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:36 981 0
TIAP menjelang Ramadan atau hari besar lainnya, kebutuhan pangan masyarakat meningkat. Saat seperti ini ada saja yang memanfaatkan untuk menangguk keuntungan dengan cara tidak benar. Satu yang sering dikhawatirkan masyarakat adalah peredaran daging gelonggongan dan ayam tiren (mati kemaren).
Daging gelonggongan adalah daging yang didapat dari hewan yang sebelum disembelih terlebih diminumi air secara berlebihan. Bahkan, tak jarang hewan bersangkutan pingsan karena kelebihan minum, baru dipotong. Tujuan dari pemberian minum berlebih itu adalah untuk mendapatkan timbangan lebih berat sehingga harga jual yang diperoleh secara curang ini jadi lebih mahal.
Dadi (57), warga Pekauman, Banjarmasin, mengaku sangat prihatin dengan aksi pedagang menjual daging gelonggongan dan ayam tiren. "Kalau ada pedagang yang curang seperti ini sangat merugikan masyarakat. Apalagi kalau ayam atau ikan yang dijual mengandung formalin," kata dia.
Menurut Dadi, ayam atau ikan yang diawetkan dengan formalin sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Dia berharap, instansi terkait melakukan razia secara rutin, terutama selama Ramadan dan menjelang hari raya Idulfitri.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Doyo Pudjadi mengakui, menjelang dan selama Ramadan, permintaan masyarakat pada daging dan ayam semakin meningkat. Dikhawatirkan ada pedagang nakal yang melakukan tindakan tak terpuji.
Demi mencegah peredaran daging gelonggongan dan ayam tiren, pihaknya bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalsel maupun instansi terkait lainnya, melakukan uji petik diawal Ramadan dan seminggu sebelum lebaran lalu.
"Ada 10 titik pasar di Kota Banjarmasin yang akan dilakukan razia, di antaranya Pasar Sentra Antasari, Pasar Lama, Pasar  Kuripan dan lain-lainnya," katanya.
Menurut Doyo, melalui cara tersebut akan terlihat secara langsung apakah daging sapi itu murni atau gelonggongan dan ayamnya dipotong sebelum mati atau mati duluan baru dipotong. Di dalam Islam, ayam yang sudah mati lalu dimakan hukumnya haram.
"Kita melakukan inspeksi ini bertujuannya untuk melindungi masyarakat yang mengonsumsi daging atau melihat aspek Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet). Dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai Veterinary Public Health (VPH)," ucap Doyo.
Dia menambahkan, secara garis besarnya, tugas, dan fungsi Kesmavet adalah menjamin keamanan dan kualitas produk-produk peternakan. Kemudian, mencegah terjadinya risiko bahaya akibat penyakit hewan atau zoonosis dalam rangka menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Dagangan Pun Disita
KEPALA Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Doyo Pudjadi mengatakan, ada beberapa ciri ayam tiren yakni dagingnya terdapat bercak darah atau memar. Kemudian, tidak mulus seperti ayam potong semasa hidup. "Kalau dipegang, kulitnya licin dan mengilat, karena pakai formalin." kata Doyo.
Selain ayam tiren, daging gelonggongan juga merugikan konsumen.  Ciri daging gelonggongan, warnanya pucat (daging yang masih baik berwarna merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan), kandungan air sangat tinggi, lebih berair dan lembek. Selanjutnya, kondisinya agak rapuh sehingga tidak bisa dijadikan sejumlah produk olahan, seperti bakso.
Kadar airnya sangat banyak, dapat dilihat di lantai tempat penjualannya, terlihat banyak air bercampur darah. Warna daging lebih pucat karena kebanyakan air. Daging lembek dan cepat busuk."Untuk mengetahui ayam dan daging tersebut baik atau tidak, kita menggunakan alat pengukurnya," ujar Doyo.
Jika dalam razia nanti ada pedagang yang terbukti menjual daging gelonggongan dan ayam tiren, dagangannya akan disita. Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Banjarmasin, Safriansyah mengatakan, pihaknya bersama instansi terkait secara rutin melakukan razia selama Ramadan terhadap ayam, daging dan ikan.
"Berdasarkan pengalaman tahun lalu, dari 100 sampel yang kita ambil, tak ada ayam dan daging gelonggongan dan ayam mati dijual di pasaran," kata Safriansyah.
Hati-hati dengan Formalin
BUKAN
hanya daging gelonggongan dan ayam tiren yang dikhawatirkan dijual secara bebas. Masyarakat juga harus waspada terhadap ikan dan ayam yang berformalin. Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Banjarmasin, Safriansyah mengatakan, biasanya ada empat macam pangan segar yang sering dicampur formalin yaitu ikan, tahu, ayam dan daging.
Masyarakat harus tetap waspada terhadap ikan dan ayam  yang mengandung formalin. Ada pun ciri-ciri ayam berformalin adalah tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat Celcius), teksturnya kencang.
Adapun ciri-ciri ikan segar berformalin adalah tidak rusak sampai tiga hari, warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih. Ikan asin yang mengandung formalin tidak rusak sampai lebih dari satu bulan pada suhu kamar 25 derajat Celcius. Bersih cerah dan tidak berbau khas ikan asin dan tidak dihinggapi lalat di area berlalat,
Ciri-ciri tahu berformalin, tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat Celcius). Tahu terlampau keras, kenyal namun tidak padat, bau agak menyengat, bau formalin.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk kayu lapis dan desinfektan untuk peralatan rumah sakit serta pengawet mayat.  Formaldehida atau formalin awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov pada 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman pada 1867.
Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.
Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya.

------------------------------------------------------------
Ciri-ciri Daging Gelonggongan:
- Warnanya pucat (daging yang masih baik berwarna merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan)
- Kandungan air sangat tinggi/lebih berair/lembek. Dapat dilihat di lantai tempat jualnya. Akan terlihat
banyak air bercampur darah
- Kondisinya agak rapuh sehingga tidak bisa dijadikan sejumlah produk olahan, seperti bakso
- Biasanya harganya lebih murah
- Daging gelonggongan biasanya tidak dijual dengan cara digantung, melainkan diletakkan di meja atau
papan
- Daging lembek dan cepat busuk

Ciri-ciri Ayam Tiren:
- Dagingnya terdapat bercak darah atau memar
- Tidak mulus seperti ayam potong ketika hidup
- Kalau dipegang kulitnya licin dan mengkilat, karena pakai formalin
- Lalat tak mau mendekat

Ciri-ciri Ayam Berformalin:
- Tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar (25 derajat C)
- Teksturnya kencang

Ciri-ciri Ikan Segar Berformalin:
- Tidak rusak sampai tiga hari
- Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan   warna daging ikan putih bersih
--------------------------------------------------------

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun