Ya, ini tentang Mahyeldi -- Audy, pasangan Calon Gubernur -- Wakil Gubernur Sumatera Barat yang sedang manaruko jalan pengabdian, menabur impian, menebar harapan, dan tentunya membangun peradaban di tanah Tuah Sakato.
Keduanya sekarang sedang memulai perjuangan bersama masyarakat Sumatera Barat, bukan semata untuk meraih kekuasaan, tapi untuk menjadi pelayan bagi masyarakat, tanpa melihat kasta, golongan dan kelompok.
Empat atau lima tahun lalu, Mahyeldi dan Audy Joinaldy saling tak mengenal secara rinci. Keduanya punya ladang pengabdian berbeda. Buya Mahyeldi Wali Kota Padang yang memilih menyebut dirinya sebagai pelayan warga sibuk bekerja dan menguras keringat dan gagasan untuk membangun Padang yang masih kusut masai usai dihantam gempa besar tahun 2009. Mahyeldi barangkali memang ditakdirkan menjadi pelayan orang banyak. Buya orang Siak, Guru mengaji, Da'i. Profesi mulia itu dijalaninya sejak muda, hingga sekarang. Sebelum menjadi Walikota Padang, Mahyeldi mengabdi di parlemen. Dia anggota DPRD Sumbar. Rekam jejak tak bisa didustai; Mahyeldi pelayan tulen.
Sementara Audy Joinaldy sibuk menimba ilmu dan menjalankan bisnisnya. Audy Joinaldy seorang pengusaha yang punya nama di wilayah Timur Indonesia, seperti Papua dan Makassar. Lelaki kelahiran dan 16 Mei 1983 itu jago di di bidang pertambangan, pertanian, manajemen bisnis dan menjabat Chairman of Perkasa Group dan Lintas Agro Group serta sejumlah perusahaan besar lainnya. Audy Joinaldy jebolan Wageningen University, Belanda.
Audy Joinaldy Minang tulen. Dibesarkan di tengah-tengah keluarga yang taat agama dan pekerja keras. Ayahnya, Joinerri Kahar berasal dari Parak Karambia, Kampung Jua, Padang, sementara ibunya, Desmilia merupakan orang Solok. Ayah Audy, Joinerri merupakan putra dari Kaharuddin Rajo Jale, seorang pengusaha yang mendapat gelar Datu Niaga Negeri dari pewaris Kesultanan Banjar.