Numpang pendapat para ahli, jika ingin menghindari krisis ekonomi (krismon) seperti kemarin-kemarin itu, ya tingkatkan ekspor, stop impor terutama barang-barang konsumtif, produksi sebanyak-banyaknya barang konsumsi alias kebutuhan dalam negeri oleh bangsa sendiri, jangan pernah menggunakan dolar ketika bertransaksi alias pakai rupiah saja, dst dst... Inilah beberapa saran dan pandangan mereka yang dapat kita baca atau terdengar lewat media. Tapi apakah semudah itu? Nah itu dia masalahnya.
Untuk meningkatkan ekspor, ternyata ada banyak lika-liku jalannya untuk bisa melakukannya. Bukan saja karena nilai rupiah yang masih dianggap mahal oleh para pembeli barang-barang Indonesia di luar sana, akan tetapi juga prosedur eksport yang sengaja dibuat berbelit-belit oleh bangsa Indonesia sendiri. Belum lagi mutu barang-barang Indonesia yang selalu disebut rendah oleh bangsa Asing mutunya. Ujung-ujungnya eksport itu tidak selalu mulus jalannya.
Dan ketika eksport sudah berjalan, ternyata para eksportir (pengusaha) kita tidak pula suka langsung membawa hasil jualannya (yang jelas dalam bentuk dolar) itu ke dalam negeri. Dengan iktikad yang sedikit licik dan busuk, uang-uang hasil eksportnya diparkir di bank-bank luar negeri sana. Jadinya, jumlah dolar di Indonesia juga tidak bertambah. Nah, itu tentang eksport yang harusnya menjadi salah satu instrumen menekan harga dolar di dalam negeri.
Terus bicara larangan impor barang-barang konsumsi, juga bukanlah perkara mudah. Aneh tapi nyata, inilah fakta kalau bicara inport. Bayangkan, barang-barang kebutuhan sehari-hari yang seharusnya bisa diproduksi di dalam negeri, eeh malah terus didatangkan dari negara asing. Makan pokok seperti beras, jagung, gandum, sagu dan entah apa lagi yang sejatinya tumbuh subur di Indonesia ini, tapi nyatanya tidak juga bisa menghasilkan untuk makan sendiri. Selalu ada alasan untuk mendatngkan beras dari luar negeri. Alasan 'gobloknya' adalah kelangkaan di dalam negeri. Masih ingat, kan masalah daging yang dengan tanah seluas dan sesubur Indonesia tidak juga bisa memelihara hewan penghasil daging untuk makan sendiri.