Oleh : MR. ADAZ
Duduk bersandarkan harapan seluas sawah yang terbentang
diantara lingkar bukit senandung alam meningkahi cangkul dan ladiang
dari Aua , Surau, Koto Samiak, Suayan, dan Sungai Balantiak
cinta bermain, cita yang terselip dalam harapan
Dari hilir ke mudik
Simpang di Pakan Sinayan menyeruak menyentakan angan
Sedangkan peluh siang tadi belum lagi hilang
marsose datang ... marsose datang
Derap serakah datang dalam keheningan
Westenenk si kafir melagukan senandung kematian
misainya panjang membelit kelewang
menginjak sawah, parak, banda menembus batas malam
Semua takut semakin jauh dari tangan dan kaki
Langkah dengan pasti hujam semakin mendalam
Sipak silat tidak lagi latihan perintang penat
Tapi satu langkah satu nyawa ulando meregang
Satu pekik lagi si ulando tak sempat berpikir mengingat kampungnya
Kamang berdarah menganak sungai
Tanah surga berbalas nyawa