Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Pagi yang Dingin

19 Juli 2024   16:19 Diperbarui: 19 Juli 2024   16:20 7 0
Pagi ini, udara dingin menyelimuti Kemiling, Kelurahan Sumberjo. Saya, M Faizi Alvaro, bangun dengan tubuh yang sedikit menggigil. Langit masih agak gelap, dan embun menutupi dedaunan di sekitar rumah. Saya menuju kamar mandi, merasakan dinginnya lantai keramik di bawah kaki. Air yang mengalir terasa sejuk menyentuh kulit, membuat saya benar-benar terjaga. Setelah selesai, perut saya mulai menggerutu, menuntut perhatian. Saya memutuskan untuk pergi ke kantin, berharap bisa menemukan sesuatu yang hangat untuk mengisi perut.
Sesampainya di kelas, saya melihat teman-teman mulai berdatangan. Tiba-tiba, Arfa Safwa Abqory masuk ke ruangan dengan nafas yang sedikit tersengal.
"Assalamu'alaikum, Pak. Saya Arfa Safwa Abqory. Tadi saya ke WC bersama Anugrah Eka Irawan. Dia mengajak saya ke kantin, tapi saya tidak mau, jadi saya langsung kembali ke kelas," kata Arfa dengan suara yang masih terdengar semangat pagi.

Beberapa menit kemudian, Anugrah Eka Irawan juga datang, tampak sedikit basah keringat di dahinya.

"Assalamu'alaikum, Pak. Saya Anugrah Eka Irawan dari Sukarame, Pulau Ambon, Kafe Kolo. Tadi saya ke WC, terus teman saya minta ditemani ke kantin, jadi saya temenin dia, Pak," jelas Anugrah sambil tersenyum.
Di sudut lain kelas, saya melihat Chandra dari kelas 7H bersama Raafi dan Andhika membawa beberapa buku. Mereka terlihat sedikit gugup ketika masuk ke perpustakaan.

"Hari ini kami mengembalikan buku IPA Terpadu," kata Chandra dengan suara yang pelan. "Sebenarnya, buku-buku ini bukan kami yang meminjamnya. Kami menemukan mereka di atas meja guru. Lalu, wali kelas kami, Ibu Aguslina Wati, menyuruh kami mengembalikan buku ini ke perpustakaan."
Saya bisa merasakan rasa tanggung jawab mereka, meskipun mereka bukan peminjam aslinya. Rak-rak buku di perpustakaan terlihat rapi dan teratur, dengan aroma khas buku yang memenuhi ruangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun