Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana Pilihan

Stasiun Bandung

14 Juli 2024   21:34 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:48 33 3
Rahayu baru saja menyelesaikan kegiatan Temu Penulis di BBGP Bandung. Hari itu terasa istimewa baginya karena ia mendapat banyak ilmu dan inspirasi dari para penulis hebat yang hadir. Seusai acara, Ibu Euis Karwati, sahabat lama Rahayu, menjemputnya di depan gedung. Mereka memutuskan untuk menghabiskan sisa hari itu dengan berjalan-jalan mengelilingi kota Bandung.

Mereka pertama kali menuju Taman Pramuka. Rahayu menikmati suasana hijau yang menenangkan, melihat anak-anak bermain dan tertawa riang, mengingatkannya pada masa kecilnya. Setelah puas berkeliling taman, mereka memutuskan untuk makan siang di Turunggana, sebuah restoran terkenal di Bandung. Makanannya lezat, dan suasana restorannya nyaman, membuat percakapan mereka mengalir tanpa terasa waktu berlalu.

Setelah makan siang, Ibu Euis mengajak Rahayu mampir ke pusat oleh-oleh. Di sana, Rahayu membeli berbagai camilan khas Bandung seperti pisang bolen dan peuyeum untuk dibawa pulang sebagai buah tangan. Mereka juga membeli beberapa kerajinan tangan yang cantik sebagai kenang-kenangan.

Menjelang sore, mereka kembali ke rumah Ibu Euis untuk beristirahat sejenak. Rahayu merasa sangat berterima kasih atas keramahan Ibu Euis yang selalu membuatnya merasa seperti di rumah sendiri. Setelah cukup beristirahat, mereka berangkat ke Stasiun Bandung untuk mengejar kereta pulang Rahayu.

Sesampainya di Stasiun Bandung, Rahayu terkagum-kagum dengan keindahan dan kebersihan stasiun tersebut. Stasiun Bandung yang bersejarah ini telah beroperasi sejak 17 Mei 1884 dan memadukan pesona arsitektur kolonial Belanda dengan sentuhan seni lokal. Meski ruang tunggunya tidak terlalu besar, kebersihannya sangat terjaga dan peronnya luas, memberikan kenyamanan bagi para penumpang.

Rahayu terkesan dengan fasilitas modern yang ada, seperti pemilahan sampah organik dan anorganik serta skybridge yang memudahkan pergerakan penumpang. Informasi kedatangan kereta ditampilkan secara real-time melalui Public Information Display (PID) atau monitor, membuat Rahayu merasa tenang karena bisa melihat informasi kedatangan kereta secara langsung.

Ibu Euis mengantar Rahayu hingga ke ruang tunggu. Mereka berbincang sejenak, menikmati suasana stasiun yang ramai namun tertata dengan baik. Rahayu merasa bersyukur atas hari yang penuh pengalaman berharga dan kebersamaan yang hangat. Ketika akhirnya kereta Rahayu tiba, mereka berpelukan erat, saling mengucapkan terima kasih dan berharap bisa bertemu lagi di lain kesempatan.

Rahayu melangkah masuk ke dalam kereta dengan hati yang hangat dan pikiran yang tenang. Pengalaman hari itu di Bandung, terutama kunjungan ke Stasiun Bandung yang berkesan, akan selalu menjadi kenangan indah yang akan dia ingat sepanjang hidupnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun